Pohon Tak Berakar
Kita seperti pohon tak berakar,
Terbawa angin, kehilangan jejak.
Tiada sandaran dalam pelukan bumi,
Hanya waktu yang memecah rindu sunyi.
Kita bagaikan jiwa yang hilang arah,
Berjalan sendiri di antara bayang-bayang.
Kehampaan menyelimuti tiap langkah,
Mencari cahaya yang entah di mana terang.
Kita terombang-ambing di lautan fana,
Ombak menghanyutkan asa yang rapuh.
Di kejauhan, dermaga memudar perlahan,
Hati tenggelam dalam kesepian tak berlabuh.
Kita seperti daun yang gugur di musim kering,
Terhempas angin, jauh dari dahan.
Tiada ruang untuk kembali,
Hanya tersisa guguran yang diam menyendiri.
Kita bagaikan cerita tanpa awal,
Halaman kosong yang hening tak berbicara.
Makna terserak, tak mampu dirangkai,
Waktu hanya membawa sunyi yang tiada usai.

Kita rapuh seperti kaca retak,
Setiap sentuhan membuat luka menganga.
Berpijar di bawah cahaya yang memudar,
Hingga akhirnya pecah dan terlupa.
Kita seperti bayang-bayang di malam kelam,
Tak pernah utuh, tak pernah nyata.
Saat terang tiba, kita menghilang,
Hanya menjadi jejak yang tak pernah dikenang.
Kita bagaikan mimpi tanpa tidur,
Fatamorgana yang kosong dan semu.
Dalam keheningan, kita merindu,
Pada kenyataan yang tak pernah tersentuh.
Kita bagai pasir di pantai yang tersapu,
Hilang perlahan, terpisah dari genggamannya.
Ombak membawa serpihan kita ke tempat jauh,
Hingga akhirnya lupa di mana kita pernah satu.