Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Memori di Hari yang Naas

1 Desember 2024   07:06 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memori di Hari yang Naas

Hari yang naas, dimana hujan deras menghapus jejak langkahku,
Terbenam dalam kesendirian, dibiarkan angin membawa amarah.
Memori itu akan terukir di relung hati yang patah,
Kenangan yang tak bisa menghindar dari mimpi buruk yang menyesakkan.

Hari yang naas, ketika matahari tak lagi menyinari hariku,
Kehilangan yang datang begitu mendalam, merobek jiwa.
Memori itu akan menggerogoti ketenangan,
Setiap detik terasa begitu berat, menambah luka yang tak terlihat.

Hari yang naas, dimana kata-kata terakhir terhenti di tenggorokan,
Tersesat dalam kesunyian yang begitu pekat.
Memori itu akan memelukku dalam kesendirian,
Meninggalkan rasa hampa yang tidak bisa terungkapkan.

Hari yang naas, ketika langkahku terhenti di persimpangan tak terduga,
Perpisahan yang tak direncanakan datang begitu tiba-tiba.
Memori itu akan terpangkas oleh waktu,
Namun rasa sakitnya tetap menggema dalam setiap napas yang panjang.

Hari yang naas, dimana wajah-wajah yang kukenal kini menghilang,
Meninggalkan ruang yang kosong, tak mampu terisi.
Memori itu akan terus berputar,
Mengingatkan aku pada mereka yang dulu ada di sampingku.

Hari yang naas, ketika dunia terasa menjadi tempat asing,
Semua yang kukenal kini berubah begitu cepat.
Memori itu akan terjebak dalam kekosongan,
Tergantikan oleh bayang-bayang yang semakin kabur.

Hari yang naas, dimana aku kehilangan pegangan yang dulu kokoh,
Rasa takut merayapi setiap langkah yang aku ambil.
Memori itu akan menjadi bayangan yang selalu menghantui,
Menorehkan luka di dinding kenangan yang terkunci rapat.

Hari yang naas, ketika suara tangisan mengisi ruang yang sunyi,
Saat yang seharusnya penuh tawa berubah menjadi tangis.
Memori itu akan menciptakan ruang yang penuh penyesalan,
Menggugah perasaan yang hilang dalam waktu yang tak kembali.

Hari yang naas, dimana harapan terkubur dalam gelapnya malam,
Mimpi yang pudar di bawah rintik hujan yang tak henti.
Memori itu akan mengalir dalam darah yang mengalir pelan,
Seperti air mata yang tak pernah cukup untuk menghapus luka.

Hari yang naas, ketika wajah yang kucintai menghilang begitu saja,
Perpisahan itu datang tanpa kata, meninggalkan keheningan.
Memori itu akan abadi di hatiku,
Menjadi kenangan yang selalu memanggil dalam kesepian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun