Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tiada Cinta Sehangat Pisang Goreng

30 November 2024   19:27 Diperbarui: 30 November 2024   19:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadi Cemilan Favorit ( Halodoc)

Tiada Cinta Sehangat Pisang Goreng

Di pagi yang sunyi, ada kehangatan,
Dari wangi pisang goreng yang menyelimuti,
Setiap irisan yang sempurna renyah,
Menyentuh hati dengan lembutnya rasa.

Kriuknya memecah kesunyian,
Seperti cinta yang tak terucapkan,
Begitu sederhana, begitu terasa,
Tiada yang lebih hangat dari senyummu.

Minyak panas dan gula yang meleleh,
Menciptakan cita rasa yang manis,
Seperti cinta yang tumbuh pelan-pelan,
Penuh kebahagiaan dalam setiap detiknya.

Pisang yang lembut, dalam balutan tepung,
Mengingatkanku pada sentuhanmu,
Yang selalu membuat hari-hariku penuh,
Dengan kasih sayang yang tak bisa dijelaskan.

Di setiap gigitan ada cerita,
Seperti kenangan yang kita bagi bersama,
Kehangatan itu tak pernah pudar,
Seperti pisang goreng yang tak pernah habis.

Setiap rasa membawa kedamaian,
Penuh dengan janji yang tidak perlu dibuktikan,
Karena cinta hadir dalam kehangatan,
Begitu nyata, seperti pisang goreng di tangan.

Saat pisang goreng mulai mendingin,
Aku merasa seperti cinta yang menunggu,
Kadang, kita perlu sedikit waktu,
Untuk merasakan betapa berartinya sesuatu.

Namun, tak ada yang bisa menggantikan,
Kehangatan yang datang dari dalam,
Seperti pisang goreng yang memelukmu,
Cinta adalah rasa yang sama hangatnya.

Gula merah yang meleleh sempurna,
Seperti hatiku yang luluh dengan mudah,
Cinta ini manis, penuh kenikmatan,
Sehangat pisang goreng yang selalu mengundang.

Panasnya menyentuh ujung lidah,
Seperti tatapanmu yang penuh arti,
Cinta kita seperti pisang goreng,
Tak terburu-buru, namun begitu berkesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun