Pemikir anarkis Bakunin juga mengkritik pandangan Hegel tentang negara. Bagi Bakunin, negara adalah bentuk penindasan yang menciptakan ketidakadilan dan membatasi kebebasan individu. Menurutnya, negara justru menghalangi kebebasan sejati, dan pembebasan hanya bisa dicapai dengan menghapuskan negara itu sendiri.
4. Kritik terhadap Pandangan Religius
Hegel melihat agama sebagai manifestasi dari ide-ide filosofi, di mana agama pada akhirnya mencerminkan rasionalitas yang lebih tinggi.
Sren Kierkegaard:
 Filsuf eksistensialis Denmark ini mengkritik Hegel karena menganggap agama sebagai sesuatu yang dapat dipahami secara rasional. Kierkegaard menekankan bahwa hubungan dengan Tuhan bersifat pribadi dan irasional, dan tidak dapat dijelaskan dengan sistem logis. Ia berpendapat bahwa iman itu adalah lompatan eksistensial yang tidak dapat dipahami oleh akal murni.
5. Kritik terhadap Kompleksitas dan Gaya Penulisan
Ajaran Hegel terkenal dengan gaya penulisan yang sangat sulit dipahami, penuh dengan istilah-istilah abstrak yang tampaknya tidak terstruktur.
Bertrand Russell:Â
Dalam History of Western Philosophy, Russell mengkritik Hegel karena gaya penulisannya yang sangat rumit dan membingungkan. Russell berpendapat bahwa banyak bagian dari karya Hegel tidak memiliki dasar logis dan lebih banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak dapat dipahami secara praktis atau empiris. Russell juga menyebutkan bahwa Hegel cenderung mengaburkan makna sebenarnya dari banyak ide yang disampaikannya.
6. Kritik terhadap Pandangan Gender
Pandangan Hegel tentang peran gender sering dipandang sebagai bentuk patriarki.