Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amplop Haram Racun Bangsa

27 November 2024   03:11 Diperbarui: 27 November 2024   03:11 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta DPRD (Tempo.co)

Amplop Haram Racun Bangsa

Ketika fajar menyingsing,
Seperti harapan yang tak pernah padam,
Namun di balik sinar yang cerah itu,
Bergulir amplop haram yang merusak bangsa.

Berkeliaran amplop haram,
Isinya penuh dengan janji semu,
Politik uang yang memikat hati,
Namun melukai nurani yang suci.

Jangan kau terpedaya oleh harta sesaat,
Yang datang dengan senyum yang menipu,
Karena di balik amplop itu ada racun,
Yang menggerogoti masa depan yang harusnya cerah.

Rakyat, bangkitlah! Janganlah lemah,
Saat uang datang dengan wajah palsu,
Karena kekuatanmu ada pada suara jujur,
Bukan pada penyuapan yang merendahkan martabatmu.

Jangan biarkan dirimu dibeli dengan uang,
Yang hanya sementara dan tak abadi,
Suarakan hakmu untuk bangsa ini,
Bukan untuk sekadar kepentingan pribadi.

Politik uang adalah racun yang membunuh,
Menyuburkan ketidakadilan di tanah air,
Hancurkan kepercayaan yang sudah rapuh,
Dan mencuri masa depan anak negeri.

Jangan biarkan amplop itu merajalela,
Menodai demokrasi yang kita perjuangkan,
Bersatulah untuk mengusir para pengkhianat,
Yang mengotori jalan menuju perubahan.

Mari kita tolak, mari kita lawan,
Amplop haram yang menghancurkan harapan,
Bersama kita wujudkan Indonesia yang bebas,
Dari politik uang yang menghancurkan.

Bangsa ini bukan milik para perusak,
Yang hanya ingin mengeruk keuntungan,
Bangsa ini milik kita semua,
Yang bekerja keras demi kesejahteraan.

Rakyat, bukalah mata hatimu,
Lihatlah betapa besar harga dirimu,
Jangan biarkan amplop haram itu,
Menjadi racun bagi anak cucumu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun