Jangan Cemburu Anakku
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka tertawa,
Mungkin mereka sedang lupa akan duka.
Tapi engkau harus yakin pada ceritamu,
Setiap babak punya waktunya untuk menyatu.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka gemerlap,
Mungkin yang berkilau hanya permukaan yang rapuh dan gelap.
Tapi engkau harus menjaga hatimu tetap terang,
Bersyukur pada rezeki yang datang tanpa bimbang.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka melangkah cepat,
Mungkin jalannya licin dan penuh perangkap.
Tapi engkau harus setia pada pijakan,
Pelan tapi pasti menuju tujuan.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka hidup mewah,
Mungkin di dalamnya ada sepi yang merekah.
Tapi engkau harus menghargai sederhana,
Di situlah bahagia sejati menyapa.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka dihormati,
Mungkin penghormatan itu berutang pada kepalsuan hati.
Tapi engkau harus tetap jujur dan tulus,
Karena kejujuran adalah mahkota yang tak lekas pupus.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka berbaju indah,
Mungkin di balik kain ada luka yang parah.
Tapi engkau harus merawat jiwamu sendiri,
Ketenangan adalah pakaian yang abadi.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka berbicara lantang,
Mungkin suara itu menutupi keraguan yang menyerang.
Tapi engkau harus bicara dengan bijak,
Kata-kata lembut kadang lebih tajam dari pedang.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka punya segalanya,
Mungkin segalanya tak pernah cukup untuk hatinya.
Tapi engkau harus belajar merasa cukup,
Di sanalah kedamaian hidup bertumpu.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka dihujani pujian,
Mungkin pujian itu hanyalah angin yang berlalu dalam kesepian.
Tapi engkau harus mencari makna sejati,
Bukan dari apa yang dikatakan dunia ini.
Jangan cemburu, anakku, kalau kau melihat mereka berlayar jauh,
Mungkin lautan itu penuh badai yang membuat lelah berlabuh.
Tapi engkau harus menghargai tepian kecilmu,
Yang menjanjikan kedamaian di setiap waktu.