Haruskah Kita Terus Begini
Haruskah kita terus begini,
Menatap hari dengan mata letih,
Mengulang keluhan yang tak terperi,
Hilang arah dalam gemuruh sunyi.
Haruskah kita tetap terdiam,
Menyaksikan derita tanpa jawaban,
Membiarkan duka jadi pedoman,
Tanpa upaya, tanpa harapan.
Haruskah kita abaikan luka,
Yang menganga di tanah pusaka,
Menanti waktu meredam duka,
Namun perihnya kian membara.
Haruskah kita memalingkan pandang,
Dari keadilan yang meradang,
Ketika suara lemah tak terdengar,
Hanya gema kekuasaan yang menggelegar.
Haruskah kita biarkan dusta,
Bersarang di hati tanpa rasa,
Mengubur kebenaran yang mulia,
Dan menggantikannya dengan fatamorgana.
Haruskah kita terikat janji,
Yang hanya tinggal kata mati,
Tanpa makna, tanpa aksi,
Mengurai masa depan yang perih.
Haruskah kita lelah berharap,
Pada mereka yang gemar mencampak,
Menggadaikan mimpi demi kuasa,
Meninggalkan rakyat di sudut nestapa.
Haruskah kita terus menanti,
Keajaiban hadir dalam mimpi,
Saat tangan sendiri bisa berbagi,
Menggenggam erat semangat sejati.
Haruskah kita abaikan nurani,
Yang berbisik dalam sunyi,
Memanggil jiwa yang sejati,
Untuk melawan arus tirani.
Haruskah kita terus begini,
Melupa makna sebuah perjuangan,
Padahal api semangat tak pernah mati,
Hanya perlu nyala keberanian.