Aku, Kami dan Kita
Aku berdiri di tengah sunyi,
Memanggul nama, menjunjung diri.
Dalam aku, tak ada lain,
Ego berkaca, menyulam kain.
Kami berkumpul, penuh suara,
Melukis batas, membangun duka.
Di balik benteng, kami tertawa,
Namun hati siapa yang terluka?
Kita adalah impian hampa,
Sering terucap, jarang terlaksana.
Di mana kita, di mana cinta?
Hanya ada aku, kami di sana.
Aku menuding, menilai salah,
Kami bertahan, enggan menyerah.
Di antara bisik, gaduh berlimbah,
Kita memudar, tak jadi indah.
Tapi lihatlah, di ufuk pagi,
Mentari bangkit tanpa segan lagi.
Bersama sinar, bayang menyatu,
Aku, kami, kita berpadu.
Bukan aku, bukan kami saja,
Kita ada untuk semua rasa.
Dalam luka, kita berjaga,
Dalam tawa, kita merenda.
Bersatu kita teguh berdiri,
Terpisah, runtuh tanpa kendali.
Persaudaraan adalah kunci,
Hati yang lapang adalah saksi.
Mari runtuhkan tembok penghalang,
Hapus batas yang menghadang,
Dalam kita, damai bersemayam,
Dalam kita, cinta bermukim.
Kita adalah satu napas,
Meski langkah penuh batas.
Mari genggam tangan bersama,
Melawan sunyi, membangun asa.
Bukan tentang siapa lebih besar,
Bukan tentang nama yang gemetar.
Namun tentang jiwa yang bersandar,
Dalam persatuan, hidup mekar.