Penjaga Zaman
Hormat Untukmu ParaKepada kalian, yang menapak di jalan sunyi,
Di bawah bayang-bayang malam dan terik mentari.
Mata yang tajam menelusuri fakta,
Telinga yang peka menangkap bisik rahasia.
Mulutmu, pembawa suara yang berani,
Menyuarakan yang tertindas di balik jeruji.
Tak peduli badai atau ancaman datang,
Kebenaran tetap menjadi pegangan.
Pena di tanganmu lebih tajam dari pedang,
Menggoyang tirani dengan keberanian gemilang.
Merekam jejak sejarah tanpa dusta,
Menggugah jiwa, mengukir kata.
Di pelosok negeri hingga penjuru dunia,
Langkahmu membelah duka dan luka.
Mengurai simpul kebohongan yang gelap,
Memberi cahaya pada yang hilang harap.
Keringatmu adalah tinta perjuangan,
Mengukir kisah di atas papan kebenaran.
Dalam senyap, kau bersaksi untuk semua,
Menjadi cermin bagi yang lupa.
Bukan hanya berita yang kau bawa,
Tapi harapan untuk dunia yang lebih peka.
Kebenaran tak akan mati selama kau ada,
Wartawan, penjaga nurani bangsa.
Berjalan di atas garis tipis keadilan,
Berjuang melawan intimidasi dan kesewenangan.
Engkau mata bagi yang tak melihat,
Mulut bagi yang suaranya terikat.
Telingamu mendengar suara yang lirih,
Menjaga yang kecil dari bayang yang gigih.
Kau tak gentar meski jalan berliku,
Menembus batas dengan semangat tak jemu.
Salut untukmu, sang pembawa terang,
Dalam gelap, kau berdiri tegak dan lantang.
Berjuang tak kenal lelah demi nurani,
Menjadi penjaga moral dan hak insani.
Tanpamu, dunia akan sunyi tanpa cerita,
Kau jembatan antara yang terlupakan dan nyata.
Dengan lensa, pena, dan suara yang tegas,
Kau pahlawan yang tak butuh panggung megah.