Kantong Kosong Tak Nyaring Bunyinya
Kantong kosong tak nyaring bunyinya,
Berjalan pelan, menunduk menahan lara,
Di saku celana yang mengerut hampa,
Tak ada suara, hanya angin yang lewat sekejap saja.
Langkah berat menyusuri jalan,
Di antara keramaian yang tak memperhatikan,
Di sudut kota yang gemerlap dan megah,
Ia terdiam, terseok dalam peluh dan pasrah.
Tak ada koin berjatuhan berdering,
Tak ada dompet yang menggembung penuh,
Hanya doa yang lirih terucap di bibir,
Agar esok membawa seberkas harapan baru.
Kantong kosong, saksi cerita panjang,
Tentang kerja keras yang tak sebanding hasil,
Tentang mimpi-mimpi yang tertahan di ujung senja,
Menunggu fajar yang membawa rezeki di tangan.
Meski tak nyaring bunyinya,
Kantong kosong menyimpan seribu cerita,
Keringat yang mengalir deras,
Mengukir harapan di tengah derita dan cemas.
Tak ada yang tahu perih di dalam hati,
Ketika kantong kosong dan perut menjerit,
Hanya senyum yang dipaksakan sebagai topeng,
Di hadapan dunia yang tak ingin peduli.
Tapi kantong kosong bukan tanda menyerah,
Ia adalah ruang untuk harapan dan doa,
Tempat mimpi-mimpi sederhana bertumbuh,
Walau perlahan, tetap yakin tak pernah runtuh.
Di balik diamnya, ada tekad yang membara,
Meski langkahnya tertatih di jalan yang berat,
Kantong kosong ini bukan akhir cerita,
Ia adalah awal dari perjuangan yang tak kenal lelah.
Hidup mungkin keras dan penuh cobaan,
Kantong kosong mengajarkan kesabaran,
Bahwa harta tak selamanya jadi ukuran,
Kadang ketulusan lebih bernilai daripada keberuntungan.
Bukan isi kantong yang membuat kita berarti,
Tapi usaha tanpa henti di balik mimpi,
Ketika harapan tak lagi tampak di depan mata,
Kantong kosong adalah ruang doa yang tak terduga.