Menangislah Agar Kau Bahagia
Menangislah, wahai hati yang lelah,
Di ujung malam yang sunyi dan gelap,
Air mata adalah hujan jiwa,
Menumbuhkan kembali harapan yang pudar.
Menangislah, biarkan air itu mengalir,
Menyapu segala rasa yang terpendam,
Bukan kelemahan yang harus disembunyikan,
Melainkan keberanian untuk merasakan.
Menangislah, karena setiap tetesnya adalah doa,
Yang mengalir dengan penuh kesakralan,
Menyentuh relung terdalam,
Menguatkan jiwa yang rapuh.
Di balik tangisan, ada kekuatan yang tak terlihat,
Pikiran yang terjebak dalam keraguan,
Akan menemukan jalan baru,
Ketika hati mengizinkan diri untuk menangis.
Menangislah, karena tak ada yang lebih tulus,
Selain perasaan yang terbuka lebar,
Menerima kenyataan dengan lapang dada,
Melepaskan beban yang begitu berat.
Air mata yang jatuh bukanlah kelemahan,
Mereka adalah pelipur lara,
Menghapus rasa sakit yang tak terucapkan,
Mendamaikan jiwa yang terpecah.
Menangislah, untuk menemukan kedamaian,
Di dalam gemuruh badai kehidupan,
Karena setelah hujan reda,
Pelangi akan menghiasi cakrawala.
Biarkan tangisan itu meresap dalam setiap pori,
Menjadi bagian dari perjalanan panjang,
Setiap isak adalah langkah kecil,
Menuju kebahagiaan yang hakiki.
Terkadang, kita perlu menangis terlebih dahulu,
Untuk bisa melihat dunia dengan mata yang lebih jernih,
Hidup ini bukan hanya tentang senyuman,
Tapi tentang menerima setiap perasaan.
Menangislah, dan biarkan dunia tahu,
Bahwa kamu manusia yang berani,
Yang tak takut menghadapi kelemahan,
Karena dari situ, kekuatan akan tumbuh.