korupsi yang mencengkeram erat,Aturan dibuat, dihitung-hitung tak terbilang,
Namun penjarakan perampok tak kunjung buat jera yang datang.
Lama kita terjebak dalam lingkaran yang sama,
Perdebatan antikorupsi hanya hiasan, kata semata,
Hukuman dijatuhkan, tapi yang lain hanya menunggu giliran,
Seolah menjadi resiko bisnis, bukan ancaman.
Di negeri yang lain, mereka menatap bintang dan ruang,
Berbicara tentang AI dan kemajuan digital terang,
Sementara kita berkutat dengan setumpuk masalah,
Judi, narkoba, korupsi jadi penyakit yang merebah.
Habis waktu, tenaga, pikiran dan dana,
Tapi korupsi terus menjadi kisah lama,
Di saat yang sama, ketahanan pangan terancam,
Iklim berubah, tenaga kerja dalam dilema yang suram.
Kita berbicara kemajuan tapi hanya dalam mimpi,
Kenyataannya, kita tertinggal dan tak bertepi,
Negara lain sudah melesat menuju era baru,
Sedangkan kita masih terperosok dalam lingkaran abu.
Tahun demi tahun berganti pemimpin,
Namun penyakit ini tetap tak bisa diobati,
Apa guna janji dan slogan yang dipertontonkan?
Jika realita hanya tumpukan kebohongan.
Kini Prabowo berdiri di depan panggung,
Membawa harapan yang masih menggantung,
Beban berat di pundaknya, amanah rakyat,
Sekarang atau gagal, jangan biarkan harapan tersayat.
Kita butuh pemimpin yang bukan hanya berbicara,
Tapi bertindak, menghapus korupsi yang mencelakakan negara,
Jika ia gagal, kita akan semakin tenggelam,
Dalam lumpur kesalahan yang terus menyerang.
Sementara dunia terus maju tanpa ragu,
Mengukir sejarah baru dalam sains dan ilmu,
Kita malah sibuk bertarung dalam kubangan masalah,
Yang seharusnya bisa kita tinggalkan, tanpa banyak celah.
Indonesia punya segalanya, dari emas hingga laut biru,
Namun kekayaan itu terhenti di tangan segelintir orang jahat,
Jika Prabowo gagal menghentikan mereka,
Maka negara ini akan hancur, tanpa arah.
Mari hentikan permainan ini,
Kita tidak bisa terus berada di tempat yang sama,
Sementara anak cucu kita bertanya,
Mengapa kita tidak bergerak, mengapa kita hanya diam?