Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Kita melangkah, namun tak ada pijakan pasti,
Setiap langkah terasa berat, penuh ragu,
Sementara angin kekecewaan menampar wajah,
Dan gemuruh di hati semakin keras menggema.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Janji-janji yang dulu kita buat kini terbelah,
Tersisa serpihan harapan yang hampir musnah,
Tangan kita yang dulu saling menggenggam,
Kini terlepas, merayap jatuh ke dalam jurang kesedihan.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Impian kita terombang-ambing, hampir tenggelam,
Melayang di atas sungai hayalan yang mengalir deras,
Kekhawatiran menyesap, apakah semua ini akan jatuh,
Terseret oleh arus mimpi yang tak pernah nyata.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Aku bertanya, apakah kita masih punya tujuan,
Atau hanya melangkah tanpa arah,
Setiap detik semakin terasa hampa,
Seakan waktu hanya menertawakan perjalanan kita.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Kenangan masa lalu menjadi bayangan gelap,
Hanya menghantui, memaksa kita untuk menoleh,
Namun setiap kali kita menatap ke belakang,
Jembatan ini semakin tergerus, semakin rapuh.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Aku merasakan kebisingan dari dunia luar,
Suara-suara yang berisik, mengaburkan suara hati,
Di antara keramaian, kita terjebak dalam kesunyian,
Mencari arti yang terkubur di dalam kebingungan.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Langkah-langkah kita mulai terasa kian berat,
Jalan ini penuh dengan kerikil yang menusuk,
Setiap langkah menciptakan luka baru,
Namun kita terus berjalan, seakan tak ada pilihan.
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Ketakutan semakin menggerogoti jiwa,
Apa yang kita cari, apakah semua ini akan berakhir?
Apakah ada harapan di ujung sana,
Atau hanya jurang kehampaan yang menanti kita?
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Aku mencoba memegang sepotong asa,
Namun angin mengoyaknya, menerbangkannya jauh,
Apakah impian kita hanya sekadar fatamorgana,
Yang akan hilang saat kita hampir mencapainya?
Di atas jembatan yang goyah dan rapuh,
Kita terus berjalan, terombang-ambing,
Di antara kenyataan dan khayalan yang kabur,
Jembatan ini semakin patah, namun kita tak pernah berhenti,
Karena kita percaya, meski rapuh, ada harapan di sana.