Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Senja Enggan Berlalu

6 November 2024   05:15 Diperbarui: 6 November 2024   07:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja enggan berlalu di tepian waktu, Langit berwarna jingga beradu pilu,Seperti rindu yang tak kunjung temu,
Di antara bayang-bayang yang membeku.

Di ujung hari, bayangan pun tertegun,
Embun mulai bersiap memeluk malam,
Angin lirih membisikkan bisikan segunung,
Menari di ranting, melambaikan salam.

Matahari menepi dengan sisa cahaya,
Menggores cerita pada langit yang fana,
Seolah waktu berhenti tanpa daya,
Melukis tawa dan duka di atas fana.

Awan-awan berarak pelan,
Menyapu rembulan yang mulai cemas,
Namun senja seakan masih bertahan,
Merangkai sunyi di antara cemas.

Pada detik-detik senyap nan muram,
Jiwa terbawa dalam pelukan kelam,
Di mana kata-kata tak lagi terucap,
Hanya rasa yang tetap menetap.

Adakah yang tahu arti rindu senja?
Menunggu remang, mengharapkan pagi,
Namun terikat oleh keindahan purba,
Yang mengunci hati dalam satu janji.

Burung-burung terbang mencari sarang,
Sebelum malam menelan gelap,
Sementara aku termenung seorang,
Menatap pesona yang enggan lenyap.

Senja enggan pergi, menggenggam erat,
Tak ingin tunduk pada malam pekat,
Dan aku pun ingin melawan saat,
Bersama jingga, memeluk hangat.

Desir ombak menyambut gemuruh,
Seperti irama dalam dada mengalun,
Namun senja masih bertahan angkuh,
Tak rela malam menyelimuti keluh.

Di horizon, garis tipis terlukis,
Menyatukan dua dunia dalam satu bingkai,
Aku melihatnya seakan menangis,
Menyeret waktu, meronta tanpa henti.

Namun setiap kisah pasti terputus,
Senja pun tahu ia harus menyerah,
Mengakhiri simfoni dalam nafas halus,
Meninggalkan malam untuk melangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun