George A. Miller, melalui karyanya yang terkenal The Magical Number Seven, Plus or Minus Two, juga memberikan kontribusi besar dengan menunjukkan keterbatasan kapasitas memori jangka pendek manusia. Penelitian ini membuka jalan untuk memahami bahwa kognisi melibatkan proses yang kompleks dan terstruktur.
Konferensi Penting dan Integrasi Interdisipliner
Puncak dari perkembangan awal ilmu kognisi sering dikaitkan dengan konferensi pada tahun 1956 di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Para ilmuwan dari berbagai bidang berkumpul untuk membahas bagaimana proses mental dapat dipelajari secara ilmiah. Inilah awal dari pendekatan interdisipliner yang menggabungkan psikologi, linguistik, ilmu komputer, filsafat, antropologi, dan ilmu saraf dalam satu payung besar: ilmu kognisi.
John von Neumann, dengan arsitektur komputernya, dan Warren McCulloch bersama Walter Pitts, yang mengembangkan model matematika dari neuron, memainkan peran penting dalam menghubungkan perkembangan teknologi komputer dengan studi kognisi. Mereka menunjukkan bahwa otak dapat dipahami sebagai mesin pemroses informasi yang kompleks, membuka jalan bagi pengembangan jaringan saraf buatan.
Bidang-Bidang Ilmu yang Terkait dengan Kognisi
Bidang-bidang yang terkait dengan kognisi sangat beragam dan mencakup berbagai disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana otak bekerja dalam mengolah informasi, berpikir, dan membuat keputusan. Berikut adalah beberapa bidang utama yang terkait dengan kognisi:
1. Psikologi Kognitif: Bidang ini mempelajari proses mental seperti persepsi, ingatan, bahasa, dan pemecahan masalah. Psikolog kognitif berusaha memahami bagaimana orang memproses informasi dan bagaimana proses mental tersebut memengaruhi perilaku.
2. Ilmu Saraf Kognitif (Neurosains Kognitif): Bidang ini menggabungkan psikologi kognitif dan ilmu saraf untuk memahami hubungan antara struktur otak dan fungsi kognitif. Penelitian dalam bidang ini menggunakan teknik pencitraan otak, seperti fMRI atau EEG, untuk melihat bagaimana aktivitas otak berkaitan dengan berbagai proses kognitif.
3. Filsafat Pikiran: Cabang filsafat ini mengeksplorasi pertanyaan tentang sifat pikiran, kesadaran, dan bagaimana mereka berhubungan dengan otak dan tubuh. Filsafat pikiran sering mempertimbangkan isu-isu seperti bagaimana pikiran menghasilkan pengalaman subjektif (kesadaran) dan sejauh mana proses mental dapat direduksi menjadi fungsi otak.
4. Linguistik: Linguistik, khususnya linguistik kognitif, mempelajari bagaimana bahasa diproses oleh otak dan bagaimana bahasa memengaruhi dan dipengaruhi oleh proses kognitif. Bidang ini meneliti hubungan antara struktur bahasa dan cara manusia berpikir dan memahami dunia.
5. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI): AI dan ilmu komputer terkait mempelajari dan mencoba meniru proses kognitif manusia melalui algoritma dan program komputer. Bidang ini berkaitan dengan bagaimana mesin dapat diprogram untuk melakukan tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti pengenalan pola, pemrosesan bahasa alami, dan pengambilan keputusan.