Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Debat Imajiner Seputar Tambang, Prof. Emil Vs Bahlil Dipandu Najwa Shihab

26 Oktober 2024   13:55 Diperbarui: 27 Oktober 2024   02:59 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Saya setuju bahwa harus ada dialog dengan masyarakat adat. Namun, kita juga perlu menunjukkan bahwa tidak semua tambang merugikan. Beberapa perusahaan bahkan berusaha untuk berkolaborasi dengan masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam.

Prof. Emil Salim: Itu bagus, tetapi kita tidak bisa mengabaikan banyak kasus di mana kesepakatan tersebut tidak adil. Banyak masyarakat adat merasa tertekan untuk menerima tawaran yang tidak menguntungkan. Dan korupsi di dalam pemerintahan seringkali membuat situasi pertambangan kita semakin parah.

Moderator: 

Tentu, Prof. Emil. Kasus nyata menunjukkan bahwa korupsi sering kali memengaruhi hak masyarakat adat. Bagaimana Anda melihat solusi untuk isu ini, Prof. Emil?

Prof. Emil Salim: 

Kita perlu memperkuat regulasi yang melindungi hak-hak masyarakat adat dan memastikan bahwa mereka dilibatkan dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan tanah mereka. Mari kita tidak lupa bahwa melindungi lingkungan sama pentingnya dengan melindungi hak-hak sosial masyarakat.

Bahlil Lahadalia:

 Itu ide yang baik. Kita perlu mendorong transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa keuntungan dari tambang dapat kembali ke masyarakat, termasuk masyarakat adat. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan win-win solution.

Moderator: Mari kita mendengar pendapat terakhir masing-masing. Prof. Emil?

Prof. Emil Salim: 

Terima kasih, Najwa. Saya ingin menekankan bahwa kita tidak bisa mengorbankan lingkungan demi keuntungan ekonomi jangka pendek. Kita harus berjuang untuk hak masyarakat adat dan memastikan bahwa suara mereka didengar dalam setiap keputusan. Bumi bukan warisan dari nenek moyang kita; kita meminjamnya dari anak cucu kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun