Di tengah tantangan global seperti krisis pangan dan kebutuhan energi yang semakin meningkat, sorgum muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Tanaman yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun ini, tidak hanya menawarkan nutrisi yang berharga sebagai bahan pangan, tetapi juga berfungsi sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan kemampuannya untuk tumbuh di lahan marginal dan kering, sorgum memiliki potensi untuk menjadi pilar ketahanan pangan dan energi masa depan.
Manfaat Sorgum sebagai Bahan Pangan
Sorgum merupakan salah satu sumber kalori yang kaya, setara dengan gandum dan beras. Dalam 100 gram bulir sorgum, terdapat sekitar 329 kalori, dengan komposisi karbohidrat yang tinggi (sekitar 72 gram). Selain itu, sorgum mengandung serat, protein, serta berbagai vitamin dan mineral, seperti zat besi, magnesium, dan vitamin B6, yang mendukung kesehatan jantung dan pencernaan.
Sorgum juga bebas gluten, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang memiliki intoleransi gluten. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sorgum dapat meningkatkan kesehatan usus dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular berkat kandungan antioksidannya yang tinggi. Di India, misalnya, sorgum telah menjadi bahan makanan pokok yang tidak hanya memberikan kalori, tetapi juga nilai gizi yang signifikan.
Sorgum juga menawarkan hal hal yang lebih menguntungkan seperti perlakuan yang tidak rumit dibanding padi dan gandum,  dapat tumbuh di lahan yang kering serta tingkat kehilangan panen yang lebih kecil
Sorgum sebagai Sumber Energi Terbarukan
Selain manfaatnya sebagai pangan, sorgum juga menawarkan potensi besar dalam produksi bioenergi. Batang sorgum manis jika diperas akan menghasilkan nira yang dapat digunakan sebagai etanol yang merupakan salah satu bentuk bioenergy. Tanaman sorgum dapat menghasilkan hingga 800 galon etanol per hektar, menjadikannya alternatif yang lebih efisien dibandingkan jagung. Proses pembuatan etanol dari sorgum lebih sederhana karena tidak memerlukan pengolahan yang rumit, seperti yang dibutuhkan untuk konversi pati menjadi gula pada jagung.
Penelitian dari Universitas Nebraska menunjukkan bahwa dengan pengembangan varietas sorgum yang lebih baik, produktivitas etanol dapat ditingkatkan, memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan bagi petani dan industri energi. Hal ini penting di era transisi energi, di mana bahan bakar fosil perlu digantikan dengan sumber yang lebih berkelanjutan.
Ismail Dweikat, seorang profesor di Universitas Nebraska, menjelaskan bahwa "Sorgum manis adalah tanaman yang sangat menjanjikan, tidak hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai bahan baku bioenergi yang efisien. Dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, kita dapat meningkatkan hasil dan keberlanjutan tanaman ini untuk masa depan".
Dengan kombinasi manfaat nutrisi dan potensi energi terbarukan, sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat membantu mengatasi tantangan global saat ini, dimana bulirnya dapat menjadi sumber kalori sebagaimana layaknya padi dan gandum sementara batangnya dapat menghasilkan nira yang mengandung bioetanol sebagai alternative bahan bakar ramah lingkungan. Â Saat dunia berjuang untuk mencapai ketahanan pangan dan energi, sorgum menawarkan solusi yang tidak hanya meningkatkan kesehatan manusia, tetapi juga lingkungan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan sorgum dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H