Oleh : Rudi Sinaba
Di Tanah yang subur, di negeri yang luas,Terukir luka dalam senyap yang tak terbalas. Rahwana baru lahir dari tahta keangkuhan,
Mengusir rakyat, merebut tanah kehidupan.
Gemuruh derita terdengar di langit biru,
Keringat petani kini terhapus abu.
Rahwana tak butuh sawah yang subur,
Hanya ingin kekuasaan bertumpuk akur.
Rakyat menangis, mengais di jalan tak bertuan,
Dipaksa pergi dari ladang, dari rumah, dari lahan.
"Untuk negeri," katanya, tapi tiada kebenaran,
Hanya kerakusan yang menari dalam kesunyian.
Namun Rahwana tak pernah mati,
Di tiap rezim, ia bangkit lagi.
Mengubah wujud, berbalut janji,
Menggenggam tanah, membangun istana dari derita hari.
Tapi tak selamanya raja zalim berkuasa,
Rakyat akan bangkit dari luka yang menganga.
Meski Rahwana terus mengintai di setiap masa,
Keadilan menanti, seperti mentari di ufuk yang tak pernah padam juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H