Indonesia memiliki luas lahan pertanian yang mencapai sekitar 20,3 juta hektar, lebih besar dibandingkan Vietnam yang hanya memiliki 10,5 juta hektar, kenyataannya, Indonesia masih menjadi negara importir beras dari Vietnam.Â
MeskipunSetiap tahun kita mengimpor beras dari Vietnam dan beberapa negara lain data menunjukkan dalam lima tahun terakhir:
1. 2019: Indonesia mengimpor sekitar 2,3 juta ton beras dari Vietnam.
2. 2020: Angka impor beras meningkat menjadi sekitar 1,8 juta ton.
3. 2021: Impor beras mencapai sekitar 1,3 juta ton.
4. 2022: Indonesia kembali mengimpor beras dari Vietnam, dengan jumlah sekitar 1,6 juta ton.
5. 2023: Pada tahun ini, Indonesia mengimpor sekitar 1,1 juta ton beras dari Vietnam.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah impor beras dari Vietnam mengalami fluktuasi, Indonesia tetap bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan beras domestik. Hal ini semakin menegaskan perlunya strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar Indonesia dapat berpotensi mengekspor beras, termasuk ke Vietnam.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa kondisi ini tidak seharusnya terjadi dan mengapa Indonesia seharusnya dapat mengekspor beras ke Vietnam.
1. Potensi Pertanian yang Besar
Luas lahan pertanian Indonesia memberikan potensi yang besar untuk memproduksi beras. Namun, meskipun memiliki lahan yang luas, produktivitas pertanian Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga. Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), rata-rata hasil padi per hektar di Indonesia adalah sekitar 5,4 ton, sementara Vietnam mencapai 6,5 ton per hektar.