Bias dalam Penulisan: Tanggung Jawab Etis dan Kritis Pers
MenghindariBias dalam penulisan, terutama dalam media dan pers, merupakan salah satu tantangan terbesar di era informasi. Mengutip laman Oxford Dictionary, bias adalah prasangka yang mendukung atau menentang suatu hal, orang, atau kelompok, dibandingkan dengan yang lain. Bias biasanya dilakukan dengan cara yang dianggap tidak adil.
Salah satu hasil bias yaitu prasangka. Prasangka adalah keyakinan yang terbentuk sebelumnya, pendapat, atau penilaian terhadap sekelompok orang atau seseorang sebelum mengetahui lebih jauh.
Dalam sebuah masyarakat yang semakin terfragmentasi secara politik, sosial, dan budaya, bias informasi dapat menyebabkan polarisasi, misinformasi, dan penurunan kepercayaan publik terhadap institusi pers. Oleh karena itu, penting bagi jurnalis dan media untuk menyadari tanggung jawab mereka dalam menjaga objektivitas, akurasi, dan keseimbangan informasi yang disampaikan. Artikel ini akan membahas pentingnya menghindari bias dalam penulisan, terutama bagi pers, dengan menyertakan data, pendapat ahli, dan analisis tanggung jawab moral dan sosial media dalam era digital.
Pentingnya Menghindari Bias dalam Pers
Pers memiliki peran penting sebagai pilar keempat demokrasi. Mereka tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga memastikan bahwa informasi tersebut adil, akurat, dan dapat dipercaya. Menurut data dari Pew Research Center, 73% masyarakat Amerika merasa bahwa pers sering kali menunjukkan bias dalam penyampaian berita, baik dalam hal politik, ekonomi, maupun sosial . Kondisi ini serupa di banyak negara, termasuk Indonesia, di mana media sering kali dituduh berpihak pada kepentingan tertentu.
Jurnalis senior Indonesia, Andreas Harsono, dalam bukunya "Jurnalisme Sastrawi", menekankan pentingnya menjaga independensi dan integritas jurnalis dalam menghadapi tekanan politik atau kepentingan ekonomi. "Jurnalis harus selalu kembali pada prinsip dasar, yaitu menyampaikan kebenaran dengan cara yang tidak berpihak. Tanpa ini, pers kehilangan esensi sebagai penyampai fakta untuk kepentingan publik," ujarnya.
Selain itu, bias dalam penulisan juga mempengaruhi kualitas informasi yang diterima publik. Misalnya, media yang hanya menampilkan satu sudut pandang dalam isu politik dapat memanipulasi opini publik, menyebabkan distorsi dalam proses pengambilan keputusan di masyarakat. Sebagai contoh, kampanye politik yang didukung oleh media yang bias sering kali menciptakan narasi yang menguntungkan satu pihak saja, mengaburkan kenyataan yang lebih kompleks dan plural.
Jenis Bias
Berikut jenis bias seperti dikutip dari buku Prasangka, Konflik, dan Komunikasi Antarbudaya oleh Alo Liliweri:
1. Bias Kognitif