Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mentari yang Beku dan Tak Menghangatkan Lagi, oleh: Rudi Sinaba

5 Oktober 2024   01:35 Diperbarui: 5 Oktober 2024   05:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari yang Beku dan Tak Menghangatkan Lagi

Di pagi yang redup, mentari terbit,
Namun sinarnya tak lagi hangat,
Dingin menyelimuti setiap sudut,
Menghapus jejak harapan yang kuat.

Langit kelabu tanpa senyum ceria,
Awan tebal menutupi cahaya,
Mentari yang dulu membakar jiwa,
Kini membeku, dalam hampa dan gulana.

Waktu berlalu dalam kesunyian,
Membawa hari tanpa warna dan rasa,
Harapan yang pernah jadi tujuan,
Hilang perlahan, tersapu masa.

Dedaunan gemetar dalam angin,
Meratapi mentari yang tak peduli,
Dingin menyusup ke dalam batin,
Meninggalkan jejak yang tak terperi.

Namun di balik dinginnya pagi,
Ada kerinduan yang takkan mati,
Meski mentari tak menghangatkan lagi,
Impian baru kan selalu lahir di hati.

Karena dalam setiap malam yang kelam,
Ada fajar yang menanti di depan,
Meski harapan kini sirna,
Mentari pasti kan kembali membara di hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun