Pendidikan yang dihadapi hari ini, sejatinya disadari dan diberikan impresi untuk tetap mencapai tujuan, walaupun modelnya berbeda. Sehingga, situasi pandemi bukan menjadi ancaman melainkan pendorong kesadaran.
Karena kita sebagai manusia, berbeda dengan situasi tersebut. Pendidikan akan selalu mengajarkan akan hal ini. Pendidikan menjadikan manusia sadar akan dirinya dihubungkan dengan situasi yang berubah.
Hari pendidikan nasional sejatinya bukan perayaan semata. Ia berkaitan dengan substansi pendidikan. Pendidikan mengarah pada memanusiakan manusia. Kesadaran akan kemanusiaan yang ada pada situasi yang berubah menjadi rujukan pendidikan.
Pendidikan bukan hanya pada pengerahan kemampuan kognisi dan keterampilan. Sisi bangunan kesadaran individu menjadi sisi penting untuk dijunjung. Sejatinya, pendidikan membuahkan manusia yang sadar akan diri dan situasi yang mengitarinya.
Situasi pandemi Covid-19 berkaitan dengan kesadaran kolektif bangsa. Bangsa yang sedang dirundung musibah, memunculkan gagasan dan sikap moral bersama sebagai kekuatan pemersatu. Pendidikan di tengah pandemik dikaitkan dengan norma sosial, bagaimana pandemi ini segera tuntas dihadapi melalui kesadaran kolektif.
Kesadaran kolektif dapat dipicu dengan proses pendidikan yang akan melahirkan solidaritas kuat yang dibangun pada landasan kemanusiaan. Kesadaran kolektif mendukung terciptanya kelompok dinamis untuk menanggapi perubahan. Â Pikiran dan langkah komunitas berkumpul pada satu situasi dengan pikiran sosial yang sama.
Pendidikan nasional dengan seluruh elemennya, memiliki kemampuan agensi. Apa yang dikatakan Burns dan Egdahl (2010), kemampuan ini berkaitan dengan dengan berfikir, menilai, memutuskan, bertindak, mereformasi, menyusun konsep diri dan orang lain, serta tindakan dan interaksi diri. Perilaku nasional hari ini dapat digenjot oleh pendidikan dalam menunjukkan kesadaran kolektif menghadapi pandemi.
 "Setiap rumah adalah sekolah", memicu kesadaran kolektif. Keluarga, tetap lembaga pertama dalam proses pendidikan. Orang tua menjadi guru utama bagi anak. Orang tua menjadi tersadarkan ulang, perhatian untuk pendidikan anak tetap penting mereka lakukan.
Situasi pandemi menyuguhkan hikmah bagi penguatan peran keluarga. Kesadaran kolektif dipicu oleh situasi sehingga berdampak positif pada penguatan kembali peran keluarga dalam pendidikan. "Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak".Â
Harapannya, apabila keluarga sudah nampak mengakar kuat kembali, penciptaan generasi emas Indonesia akan dapat terwujud sesuai harapan. Â "Setiap rumah adalah sekolah", menjadi simbol kesadaran kolektif bangsa.
*) Rudi Ahmad Suryadi