Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Edukasi Itu Penting Lo, Ibu DPR...

23 Januari 2016   16:49 Diperbarui: 23 Januari 2016   17:09 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Padahal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomer 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan menyebutkan upaya untuk meningkakan kesadaran masyarakat mengenai pemenuhan gisi seimbang.

Namun apakah tingkat pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan pola konsumsi ideal ?

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima pada tahun 2020 mendatang.

Pada 2020, OECD memperkirakan jumlah itu bakal bertambah menjadi 6 persen.Sehingga, Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding Prancis.

Saat ini, Indonesia telah mencetak sekitar 250 ribu sarjana setiap tahunnya. Kenaikan jumlah sarjana di Indonesia juga sebanding dengan tingginya penderita diabetes di Indonesia. Diperkirakan pada 2035 mendatang, ada sekitar 14,1 juta penduduk di Indonesia yang terkena diabetes.

Pakar Kesehatan Masyarakat, Profesor Hasbullah Tabrany mengatakan Indonesia membutuhkan biaya Rp 15 triliun untuk membiayai total penderita penyakit yang menyertai diabetes.

Oleh karena itu, pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pola konsumsi sehat melalui pendidikan menjadi sangatlah penting. Sehingga diharapkan para ibu tidak lagi takut dan melarang rekannya untuk mengkonsumsi alpukat.

Demikian pula dengan edukasi mengenai minuman beralkohol. Pelarangan penjualan beralkohol malah memicu perdagangan gelap dan oplosan. Ini dikarenakan data Riskesda tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan menyebutkan mayoritas (yaitu 43, 1 persen ) penduduk laki-laki usia 15 tahun keatas di Indonesia mengkonsumsi minuman beralkohol tradisional (misalnya sopi, tuak dan arak). Sedangkan lelaki yang mengkonsumsi wine hanya 22,5 persen, kemudian bir 24,7 persen dan liquor 9,7 persen.

 Data serupa juga dilansir oleh kantor berita Reuters, yang menyebutkan berdasarkan data dari Internasional Wine dan Spirits Research (WSR) menyebutkan konsumsi minuman beralkohol jenis bir di Indonesia hanyalah 1,1 liter per kapita atau lebih rendah di dunia. Konsumsi bir di Indonesia jauh dibawah Malaysia, “negara tetangga” yang mayoritas Muslim dengan tingkat konsumsi bir sebesar 15 liter per kapita.

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun