Pelantikan Kabinet Kerja 27 Oktober 2014
Berdasarkan berita-berita yang beredar kemungkinan besar Presiden Joko Widodo kembali melakukan Reshuffle Kabinet dengan pertimbangan beberapa hal:
1. Kinerja para menteri belum menunjukan hasil yang signifikan. Masih banyak program-kegiatan yang belum berjalan. Belum lagi pelaksanaan APBN-P. Sementara itu hari efektif kerja tahun ini kurang dari 2 bulan lagi. Lambatnya pelaksanaan APBN mengakibatkan melambatnya pertumbuhan dan lesunya perputaran roda perekonomian Indonesia. Itu terasa sampai ke desa-desa. Untuk itu perlu dipilih Menteri yang cepat beradaptasi dengan dunia kerja pemerintahan, berani tetapi mempertimbangkan aspek hukum, agar tidak bermasalah dikemudian hari. Seperangkat hukum telah disiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yag dikhawatirkan tersebut.
2. Menurunnya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal itu berdasarkan hasil sejumlah survei beberapa waktu lalu. Terlepas dari kekurangnnya, hasil survei tersebut harus menjadi perhatian pemerintah untuk memperbaiki berbagai kelemahannya.Â
3. Bergabungnya PAN ke pemerintah tentu sedikit banyak menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Apakah akan mengajaknya masuk dalam kabinet supaya dukungan PAN ke Pemerintah menjadi ril. Secara politik PAN harus diajak masuk kabinet karena akan menambah ikatan dan kekuatan politik pemerintah. Tinggal siapa kader PAN yang dipandang cakap untuk menduduki sejumlah pos kementerian/lembaga.Â
5. Memenuhi janji-jani yang telah diucapkan waktu kampanye presiden dulu. Janji adalah hutang yang harus dipenuhi. Janji di sini tentulah janji sebagaimana yang tertuang dalam visi-misi dan program-kegiatan yang dulunya ikut disusun waktu menggodok APBN di akhir masa pemerintahan Presiden SBY.
6. Kelanjutan pemerintahan untuk kali yang ke-dua. Biasanya presiden ingin melanjutkan pemerintahannya untuk masa bhakti yang ke-dua. Dengan alasan ingin melanjutkan program-kegiatan yang belum tuntas diselesaikan pada masa jabatan pertama. Salah satu ukuran keberhasilan pemerintahan oleh mayarakat awam adalah terpenuhinya kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan), keamanan, kesehatan, pendidikan, dan kemudahan. Ringkasnya masyarakat awam "tidak peduli" siapa pun yang berkuasa yang penting makannya bertambuh, tidurnya bergeruh, dn beraknya lesuh (terpenuhi kebutuhan dasarnya).
Ada anggapan dalam menyusun kabinet Jokowi tak bebas melakukannya sehingga tidak mendapatkan orang yang sesuai dengan kriterinya yang diinginkannya. Selain pertimbangan politik (ini lazim terjadi dalam dunia politik) konon juga besarnya pengaruh Megawati. Bila benar-benar ingin meningkatkan kinerja pemerintahan maka tidak dapat tidak faktor politik harus dikurangi. Â
 Poto: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Kerja
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H