Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu... PNS -

Ingin seperti padi: Semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewaspadai Kembali Kebakaran Lahan dan Hutan

2 November 2015   11:57 Diperbarui: 2 November 2015   12:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran Hutan Riau Meluas, Jarak Pandang Menurun  

Asap yang terlihat di Bandara Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu

Asap akibat kebakaran lahan dan hutan di sejumlah daerah terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan sudah jauh berkurang (indeks udara di Kota Pekanbaru menunjukkan "Sehat'). Hal ini terjadi selain karena kerja keras semua pihak juga karena turunnya hujan. Sejak itu berita-berita seputar asap memudar dan biasanya akan menghilang, persis seperti asap itu juga. Dan biasanya kembali mencuat kalau asap datang lagi.

Menurut ramalan cuaca memang awal November ini sejumlah daerah di Indonesia yang selama ini kemarau mulai memasuki musim hujan. Tetapi kuantitasnya berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Untuk Provinsi Riau, misalnya, intensitas hujan diperkirakan tidak sebesar ghalibnya musim hujan. Bahkan diperkirakan musim hujan di daerah ini tidak akan berlangsung lama, intensitasnya tidak terlalu tinggi, dan kembali lagi ke musim kemarau.

Terkait dengan itu pihak-pihak terkait (lebih-lebih Satgasnya) hendaknya tidak lengah karena suatu saat bisa saja terjadi lagi kebakaran. Berkaca pada pengalaman tahun-tahun yang sudah-sudah biasanya para pihak kurang lagi perhatian pasca bencana. Dan ketika kita lemah bencana itu pun kembali datang.

Hasil rapat-rapat koordinasi yang sering dilakukan oleh sejumlah intansi, baik di di lingkungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terkait dengan asap tersebut hendaknya tetap dilanjutkan. Terkait dengan Rakor tersebut sejumlah pihak mempertanyakan sejauh mana efektivitasnya. Bukankah sudah sering (tiap tahun, dalam satu tahun entah berapa kali, oleh sejumlah kementerian/lembaga) Rakor itu dilaksanakan dan berapa banyak dana yang dihabiskan, tetapi tetap saja kebarakan lahan dan hutan terjadi sepanjang tahun (terparah tahun ini). Itulah sebabnya sejumlah kritikan dilontarkan: Koordinasi itu hanya mudah diucapkan tetapi sulit direalisasikan. Padahal tak ada yang sulit bila semua pihak sungguh menjalankan apa yang telah diputuskan bersama tersebut. Pemerintah mudah membuat keputusan tetapi sulit menjalankannya.

Semua orang tahu betapa banyaknya duit yang terbuang sia-sia untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan tersebut. Tanpa berburuk sangka (zu'uzon), jangan sampai kebakaran lahan dan hutan menjadi lahan proyek pihak-pihak tertentu, seperti yang disinyalur banyak pihak. Bila musibah itu dapat dicegah maka sejumlah dana itu dapat dipergunakan untuk kepentingan yang lain seperti membangun dan meningkatan sarana dan prasarana jalan, sekolah, kesehatan dan sebagainya.

  Sumber Poto: http://nasional.tempo.co/

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun