Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu...

Ingin seperti padi: Semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantun

21 Mei 2015   09:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa tandanya ikan lemak

Kalau disisik berlendir-lendir

Minta ampun banyak-banyak

Pantun kami sindir-menyindir

Untuk apa orang bertenun

Untuk dijual ke tengah  Bandar

Apa guna orang berpantun

Berisi petunjuk dengan ajar

Anak beruk mencuri betik

Diburu orang lintang pukang

Awak buruk berbini cantik

Cemburu bukan alang kepalang

Anak tikus lari merajuk

Kaki tersepit di rumpun pulai

Awak kurus berbini gemuk

Sekali himpit jatuh terkulai

Anak tikus mati tercampak

Memanjat pohon di tepi sungai

Awak kurus berbini gemuk

Lambat laun mati meragai

Anak tikus merayap dinding

Dikejar musang terberak-berak

Awak kurus cakap melenting

Ditampar orang tulang berserak

Anak beruk memaki tikus

Bulu berdiri mukapun garang

Awak gemuk berbini kurus

Sayulah hati orang memandang

Anak kokah menjala lalat

Disepak kijang tumbang berdembin

Awak sulah kepala berkilat

Banyak orang dating bercermin

Anak beruk mencuri piring

Disergah orang jatuh berdebam

Awak gemuk mandi telanjang

Disangka orang gajah berendam

Anak kokah gila bermain

Dekat gelap barulah pulang

Awak sulah kepala licin

Lalat hinggap jatuh terlentang

Anak buntal tergapai-gapai

Bila pasang berhanyut-hanyut

Awak bebal memandai-mandai

Ditanya orang terkentut-kentut

Dari enok hendak ke lahang

Oleh-olehnya buah kuini

Mana yang elok bawalah pulang

Mana yang buruk habis di sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun