Memang lebih enak hidup di negeri sendiri, pas mau makanan tinggal beli dan harganya cukup terjangkau. Membeli nya pun gampang, tinggal tunggu abang2 lewat depan rumah atau delivery order. Tapi kalau disini (Perancis) ???? abang2 lewat ngga ada, delivery order sih ada tapi pilihannya terbatas dan harga nya kurang pas dengan kantong mahasiswa. Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba saya teringat salah satu makanan favorit saya yaitu Sate Padang. Langsung sebuah kenikmatan terbayang dalam pikiran saya, namun apa daya abang2 tukang sate ngga lewat di apartement saya, mau delivery order juga ngga bisa. Akhir nya mimpi ini terkubur dibawah alam sadar saya. Disini selain saya, ada tiga orang mahasiswa indonesia yang juga sedang menuntut ilmu. Dua diantaranya dalam course yang sama dengan saya dan satu nya lagi sedang menempuh doktoral. Kita semua tentunya mempunyai mimpi yang sama yaitu pengen makan makanan khas indonesia. Sesuai kata pepatah "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh", dengan satu mimpi yang sama mulailah kami ber-empat menyusun rencana untuk mewujudkan mimpi kami tersebut. Petualangan pertama dimulai dengan membuat mpek-mpek. Kebetulan salah seorang dari kami berasal dari daerah Sumatera Selatan, yang pastinya punya koneksi untuk mengetahui resep aslinya. Walhasil, setelah mendapat resep dan juga mencoba surfing di internet akhir nya kami beranikan diri untuk membuat. Untuk mendapatkan bahan2 nya bukan hal yang mudah, kami terpaksa harus pergi ke kota lain untuk mendapatkan beberapa bahan. Namun semua perjuangan kami tidak sia-sia, mpek-mpek pertama kami tidak mengecewakan walaupun ketika uji coba pertama ketika digoreng, rasa dan bentuknya ngga jauh beda ama cireng yang dijual abang2 gorengan ...hahaha. Berbekal keberhasilan ini, mimpi saya akan sate padang kembali muncul. Setelah berdiskusi kami setuju untuk mewujudkan sebagai perjuangan berikutnya. Saya pun langsung kontak ibu saya untuk menanyakan resepnya. Sate Padang buatan ibu saya adalah sate padang yang paling enak didunia (menurut saya loh ..hehe, tapi bener ngga bo'ong), untung nya semua bahan yang dibutuhkan ada di kota kami walaupun beberapa item diganti dengan bahan yang tersedia. Pastinya selalu ada cerita lucu dalam kegiatan kami ini. Kali ini adalah tusuk sate. Tusuk sate adalah hal yang paling vital dalam sate padang, karena kalau ngga ada ...ya ngga jadi sate dong ..hehehe. Tadi nya saya sempat melihat di supermaket, namun ketika kami akan membeli ternyata barang nya habis. Akhirnya talenan kayu milik salah seorang dari kami jadi korban ..hahahaha .. walhasil sambil menunggu kuah sate padang nya masak, kami sibuk memotong talenan tersebut untuk dibentuk sebagai tusuk sate. Tidak lupa terlebih dahulu tusuk sate tersebut kami rebus untuk men-sterilkan. Setelah bergulat dalam meracik bumbu2, ketika kuah nya jadi dan kami cicipi.....wah!!!! .... kami ...terharu.... bangga ..semua perasaan menjadi satu (lebay banget ya ... hehehe ) tapi memang itu yang kami rasakan ketika mengetahui rasa dan wujud nya mirip dengan sate padang yang kami kenal selama ini. Setelah berjuang, akhirnya rindu kami akan sate padang terobati. Dan yang tidak kalah pentingnya, ternyata sate padang yang kami buat rasanya Mak Nyosssss!!! Sate Padang ala mahasiswa Salam Ruddy J. Suhatril
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H