Kau memintaku selalu tegar
dengan cara paling kurang ajar:
melarangku marah-marah
meski aku sudah muak dan lelah
disepelekan sedemikian rupa
oleh mereka yang kian semena-mena
dan menyebutku cengeng serta terlalu perasa
hanya karena air mataku membuat mereka tak nyaman
hanya karena aku masih manusia dengan perasaan.
Sementara kau?!
Kau pikir kau sendiri apa, hah?!