Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Strength At Workplace" (Teguh Dalam Berkarya)

13 Maret 2015   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terbersit di benak Anda saat mendengar “strength at workplace”? Bukan sekedar kuat, namun juga teguh. Tidak hanya bekerja, namun juga berkarya.

Semua orang bisa kuat secara fisik (atau mungkin pura-pura ‘kuat’.) Namun, berapa yang teguh – alias bersungguh-sungguh? Banyak juga yang bekerja, tetapi berapa yang benar-benar berkarya? Semua itu tergantung Anda.

Ada beberapa kiat untuk terus teguh dalam berkarya, terutama di tempat kerja:

1.Cintai dulu pekerjaan Anda.

Bagaimana bisa teguh dalam berkarya, bila (berusaha) mencintai pekerjaan saja tidak? Banyak faktor yang membuat seseorang seperti ini. Mungkin Anda termasuk orang yang senang bekerja, namun hanya sekedar bekerja – asal dapat uang (kalau bisa banyak).

Tak heran, antusiasme dalam bekerja memudar seiring waktu berjalan. Berbeda bila kita benar-benar ingin berkarya, bukan asal bekerja.

Mungkin saat ini Anda bekerja (hanya) karena uang, sembari berusaha meraih impian sejati (passion) Anda. Tidak apa-apa, selama Anda ingat tujuan utama Anda dalam hidup dan berpegang teguh pada prinsip.

2.Punya tujuan yang jelas.

Untuk apa Anda bekerja? Mengapa Anda bekerja di tempat itu? Apakah pekerjaan itu memang pilihan (sejati) Anda?

Yang paling penting, bila Anda memang benar-benar menyukai pekerjaan tersebut (atau suka bekerja di kantor itu), kontribusi apa yang ingin Anda sumbangkan pada perusahaan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin kerap Anda baca di artikel-artikel lain dengan tema serupa. Bila Anda sudah bisa menjawab semuanya dengan mantap, maka Anda akan tahu langkah berikutnya.

3.Percaya pada (kemampuan) diri sendiri.

Okelah, mungkin Anda tetap harus mempertimbangkan saran-saran dari sana-sini. Namun, pada akhirnya, Anda-lah yang harus memutuskan langkah yang harus diambil – yang dirasa tepat untuk memperkuat diri dan mentalitas Anda di lingkungan kerja. Hanya Anda-lah yang bisa – dan harus – melakukannya.

Tidak perlu terlalu memusingkan komentar-komentar ‘miring’ dari pihak luar yang diam-diam semangat ingin ‘menjegal’ Anda, karena terancam oleh sepak-terjang Anda. (Maklum, namanya mereka juga penggemar drama bernama ‘politik kantor’! Nggak usah gampang terpancing sama manusia-manusia yang haus perhatian dan gila pengakuan.) Kalau Anda merasa tidak bersalah, ngapain juga harus takut? Toh, rezeki di tangan Tuhan!

4.Tahu kapan harus beristirahat.

Jangan mentang-mentang (merasa) kuat, Anda lantas bekerja tanpa henti. Meski sangat cinta dengan pekerjaan Anda sekarang, ada kalanya Anda butuh istirahat – meski sejenak. Sebisa mungkin hindari membawa pekerjaan pulang. (Kalau pun terpaksa, harap dicicil – alias jangan terlalu banyak sampai-sampai mengorbankan jam tidur Anda!) Akhir pekan harusnya untuk waktu bersama keluarga dan teman.

Idealnya sih, begitu. Namun, bagaimana bila sulit?

Manfaatkanlah cuti yang disediakan oleh kantor. Liburlah untuk beberapa saat, untuk me-recharge tenaga Anda.

5.Jangan mentok di situ-situ saja.

Pada dasarnya, manusia butuh berkembang. Sediakan waktu luang dan tenaga (dan mungkin juga biaya, bila perusahaan tidak membiayai) untuk menambah ilmu lagi, entah berupa kuliah khusus karyawan, kursus singkat, atau ikut seminar. Siapa tahu ada yang dapat menunjang karir Anda. Kalau pun tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang tengah Anda tekuni sekarang, kenapa tidak – kalau Anda memang suka? Anggap saja Anda tengah berinvestasi untuk menambah keahlian di kemudian hari.

Pasti masih banyak lagi kiat-kiat untuk meningkatkan ‘strength at work’, agar kita senantiasa teguh dalam berkarya. Mungkin Anda bisa mencari yang dirasa lebih cocok untuk Anda. Lagipula, tiap orang berbeda-beda.

Yang jadi pertanyaan: maukah Anda maju, agar senantiasa teguh dalam berkarya – baik di lingkungan kerja maupun masyarakat?

Selamat mencoba!

R.

(Jakarta, 11 Maret 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun