Indonesia, Tanah Air Beta
Indonesia. Negara kaya yang punya sejuta pesona. Dari ujung Sumatera sampai Papua, semua orang terbius akan keindahan alamnya. Traveling atau jalan jalan adalah passion saya semenjak dulu. Berkunjung ke berbagai kota, menikmati pemandangannya, bercengkrama dengan masyarakat lokal serta mencicipi makanan khas adalah hal yang harus saya lakukan ketika sedang melakukan perjalanan. Indonesia memang tepat kalau dibilang sebagai magnet wisata karena Indonesia punya semuanya.
Pengalaman pertama menyelam ini mem-brain wash otak saya. Sebelumnya tak penah saya terpikir bahwa Indonesia ini sebegitu Indahnya. Saya lebih menyukai solo traveling ke negara tetangga. Melihat pemandangan bawah permukaan laut memberikan pengalaman yang berbeda. Sejak saat itu, saya lalu berjanji kepada diri sendiri bahwa saya harus lebih sering menjelajah negeri ini, menikmati sisi yang tidak banyak orang sadari.
Hal yang membuat saya sangat senang berkeliling Indonesia bukan hanya soal alamnya yang indah, namun juga betapa orang Indonesia itu uniknya luar biasa. Ketika di Malang, sempat saya tidak punya tempat menginap selama satu hari dikarenakan teman saya pergi keluar kota, namun ada orang yang mau rumahnya saya pakai untuk menginap selama satu malam dengan gratis. Saya disambut dengan ramah, padahal saya tidak pernah bertemu ia sebelumnya. Begitupun di Lombok, saya menginap di rumah warga yang saya tidak kenal, lalu mereka menyuguhi saya dengan beragam makanan serta minuman.Â
Orang Indonesia tidak pelit dengan apa yang dia punya, sangat ramah, gemar membantu, saya sebagai pejalan sangat terbantu dengan apa yang mereka lakukan. Merasakan hal tersebut terjadi kepada saya sungguh menyenangkan, saya merasa Indonesia tak kekurangan orang baik, tak seperti yang kita lihat di televisi dimana kekerasan terus saja terjadi, ketidak toleran di sebar luaskan setiap hari. Saya juga teringat ketika saya di Bali, saya diterima dengan ramah oleh sebuah keluarga Bali yang semua beragama Hindu, mereka menjamu saya makan dan menghormati kepercayaan saya yang tidak memperbolehkan makan babi. Menghormati perbedaan, terasa sangat Indonesia, bukan?
Traveling memang menyenangkan, melihat pemandangan indah, bertemu dengan banyak orang baru, mendapatkan teman, merasakan makanan tradisional yang begitu kaya rasa, namun traveling tak hanya hal yang menyenangkan saja. Butuh persiapan yang matang untuk melakukan sebuah perjalanan, baik fisik, mental, pengetahuan maupun finansial. Untuk menjelajah gunung, sudah pasti kita harus berolahraga terlebih dahulu, agar badan kita tidak kaget dengan susahnya medan nanti. Olahraga yang paling cocok dilakukan sebelum hari H pendakian adalah jogging, menguatkan kaki, stamina dan pernafasan. Hal ini sebaiknya dilakukan agar kita bisa sampai puncak tanpa merepotkan orang lain.
Persiapan mental dan pengetahuan juga penting. Penjelajahan ekstrim seperti mancing tebing di Yogyakarta dibutuhkan mental yang kuat. Kita memancing dari tebing yang tingginya puluhan meter dan dibawah terdapat karang dan ombak yang menghantam. Mengetahui batas, sadar diri untuk tidak berada terlalu pinggir dan menaiki tempat tempat berbahaya hanya untuk mendapatkan foto untuk sosial media. Melakukan hal yang berbahaya di daerah seperti ini bisa mengakibatkan resiko yang fatal seperti jatuh dari tebing dan kematian.Â
Penguasaan diri yang baik menjadi kunci. Persiapan pengetahuan contohnya seperti mengetahui rute, berapa lama menuju tempat tersebut, bagaimana pemandangannya, cuacanya, mengetahui barang-barang apa saja yang dipersiapkan dan barang apa yang tidak perlu dibawa. Hal ini sekarang sangat mudah dilakukan dengan bantuan internet, dimana semua informasi berada disana. Akan sangat menyedihkan ketika kita pergi ke suatu tempat tetapi terhalang dengan permasalahan cuaca, ataupun kita salah membawa perlengkapan yang dibawa,