Mungkin banyak yang sudah tahu tentang keberadaan kampung ini. Kampung Warna Jodipan pernah menyita perhatian dunia karena bisa mengubah suatu kawasan kumuh menjadi tempat wisata yang memberikan dampak positif kepada warga kampung tersebut, khususnya pada dampak ekonomi. Menurut informasi yang saya dapat, biaya yang digunakan untuk menyulap kampung ini menjadi penuh warna adalah sekitar Rp. 3 miliar rupiah.
Saya sudah dua kali ke kampung ini dan selalu mampir jika pergi ke Malang. Tempat wisata ini terletak tidak jauh dari Stasiun Malang, kita ikuti saja jalan ke arah selatan. Namun, ada perubahan yang saya lihat dari terakhir kali saya mengunjungi tempat ini. Biaya masuknya tidak berubah, tetap Rp. 2000, namun lebih banyak dekorasi yang diberikan untuk menambah semarak kampung ini. Banyak instalasi payung digantung, mural-mural juga terlihat di berbagai tempat, sederhananya kampung ini lebih meriah dibanding tahun lalu saya kesana.
Satu hal lagi yang membedakan Jodipan tahun ini dengan tahun lalu adalah adanya jembatan kaca yang menyambung dua kampung warna. Disebut jembatan kaca karena alas yang kita pijak untuk menyeberang terbuat dari kaca, kita bisa melihat tembus pandang kebawah. Lumayan ngeri untuk orang yang takut akan ketinggian. Diujung jembatan ada sebuah kampung Tridi, kampung warna yang mempunyai gambar yang lebih bersifat tiga dimensi. Kita bisa berinteraksi dengan gambar-gambar yang dibuat oleh seniman, berbeda dengan kampung warna Jodipan yang mayoritas dindingnya hanya diwarnai tidak digambar. Harga masuk kampung tridi ini juga tidak mahal Rp. 2500, dan sebagai pengganti karcis kita mendapatkan sebuah gantungan kunci hasil prakarya dari warga. Mantap !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H