Akhir minggu mu membosankan? kurang berkesan? bagaimana kalau kita keliling dunia saja? murah koq!. Mendengar kalimat seperti itu pastilah kita terkejut sembari menaikkan alis karena tak yakin. Hari Minggu itu akhirnya saya bersama beberapa teman memutuskan untuk menuju daerah Sleman, utara Jogjakarta untuk mendatangi suatu spotwisata baru di Jogja bernama Merapi Park, The World Landmark.Â
Belakangan ini Jogja memang sedang digempur dengan tempat wisata yang menawarkan landmark-landmark khas dunia. Masih terngiang rasanya ditelinga dengan dibukanya The Lost World dan berdirinya Stonehenge di sana.
Dari rumah saya yang berada di selatan Jogja, rasanya saya menempuh jarak cukup jauh. Rasanya seperti membelah Jogja dengan sepeda motor. Walaupun jauh, namun jalanan yang lumayan lengang dan udara dingin di daerah utara membuat saya berhasil tidak ngedumelketika berkendara. Sesampainya di sana, kami memarkirkan motor dan membeli tiket masuk sebesar Rp. 15.000.Â
Sedikit berjalan naik ke atas, saya langsung takjub dengan  bermacam macam landmarkdunia berlatar belakang gunung Merapiyang gagah. Saat kami datang, belum terlalu banyak orang berada disini, kami pun sempat untuk menikmati beberapa landmarkyang ada.
Disini, terhitung ada sekitar 10 landmarkyang dibangun, dari Chinasampai Italia, semua berdiri dengan gagah. Tempat ini menjelma sebagai primadona untuk berswafoto. Wajarlah, tempat ini baru baru saja familiar di telinga masyarakat Jogja, sehingga mereka menggebu-gebu untuk jadi yang paling cepat mengabadikan momen di tempat ini.Â
Taman ini cukup luas, dengan bunga dan lapangan rumput yang bisa membuat kita duduk dengan nyaman. Banyak juga orang yang membawa bekal dan piknik disini. Landmark terkenal seperti Menara Pisa, Big Ben, Menara Eiffel menjadi tempat favorit untuk berfoto dengan teman, pasangan maupun keluarga.
 Hari semakin siang, kami sudah mulai kepanasan dan letih karena terlalu lama untuk menunggu giliran berfoto. Teman saya pun berkelakar, "Keliling dunianya gampang, murah pula, 15 ribu doang, tapi antri fotonya ini yang susahnya bukan kepalang". Saya menyambutnya dengan tertawa.