Tahun lalu, saya dan teman pergi ke Pabrik Gula Madukismo untuk mengadakan sebuah acara. Panas terik sekali siang itu. Teman saya protes kelaparan karena tak sempat menikmati sarapan. Dengan santainya ia meminta saya untuk memberikan rekomendasi tempat makan yang enak.Â
Ya, setiap jalan memang saya biasanya dapat tugas untuk memberikan rekomendasi, saya memang dikenal suka makan. Karena bingung akan memberi rekomendasi apa, saya pun melihat HP untuk mencari ide. Sampailah sebuah bakul sate dengan nama nyentrik menarik perhatian. Saya lalu mengajak mereka ke warung makan Sate Petir Pak Nano.
Pak Nano kemudian menyiapkan beberapa tusuk sate. 1 porsi sate berisi 10 tusuk sate kambing. Dibumbui dengan bumbu yang sudah diracik sebelumnya dan dibakar dengan sangat teliti. Beberapa kali Pak Nano membolak-balik sate agar tidak gosong. Harum daging bakar tercium ke seluruh ruangan warung. Air liur memenuhi rongga mulut. Kami memang sudah kelaparan luar biasa.Â
Yang menjadi daya tarik di warung ini adalah bumbu kecapnya. Dengan santai Pak Nano mengambil segenggam cabe dan mencincangnya dengan sangat halus. Setelah itu menaruhnya di piring dan menambahkan kecap. Belum saja saya makan, keringat rasanya sudah turun karena membayangkan betapa pedasnya bumbu kecap itu.
Teman saya lebih parah lagi, ia yang memesan sate pedas sudah bercucur keringat. Berkali-kali saya dengar suara "huh-hah" dari mulutnya. Dilemanya makan pedas adalah jika berhenti maka akan terasa semakin pedas, obatnya adalah dengan terus makan tanpa berhenti. Saya lalu meneruskan makan, terasa lidah bergetar karena terbakar, kepala gatal ingin digaruk, keringat yang mengalir deras, dan parahnya hampir saya menangis disana. Benar benar gila pedasnya, serasa tersambar petir.
Seporsi nasi rasanya kurang, kami lalu menambah piring kedua. Teman saya pun menambah segelas es teh agar mengurangi rasa pedasnya. Puas benar rasanya, menikmati sate sangat pedas dengan nasi hangat. Sempurna. Pak Nano tak hanya menjual Sate, beliau juga menyediakan tongseng dan tengkleng. Seporsi sate kambing kalau tidak salah dikenakan harga Rp. 20.000. Oh iya, kalau kalian tidak menghabiskan cabe yang kalian pesan, siap siap saja akan diejek Pak Nano dengan lantang, "wooo...anak TK..haha".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H