Pagi itu, saya bangun kelewat pagi. Jam 3.30 tepatnya, karena bingung mau berbuat apa sepagi itu saya lalu bersiap-siap untuk bersepeda keliling kota. Suasana pagi itu lumayan dingin, tapi cerah, tidak seperti biasanya dimana mendung sudah menggantung di atap kota Yogyakarta.Â
Berpuluh-puluh kilometer sudah saya kayuh sepeda, seketika terbesit pikiran untuk beristirahat sejenak sembari menikmati minuman. Langsung pikiran saya menyuruh saya untuk pergi ke Kranggan, di mana di sana terdapat sebuah minuman yang sangat nikmat, wedang tahu buatan Bu Sukardi.
Sesampainya di sana, ternyata warung wedang tahunya masih belum buka. Saya memang datang terlalu awal, sekitar pukul 06.00. Terlihat Pak Sukardi dan Ibu masih menata mangkok dan segala peralatan jualannya.Â
Sembari menata Ibu dan Bapak dengan ramah menyapa saya yang sedang terengah-engah mengambil nafas. Setelah semua siap, Ibu pun langsung melayani pesanan saya, sedangkan Bapak berpamitan karena akan berjualan di sekitaran Pasar Pathuk menggunakan motor yang sudah ditambahkan gerobak.
Saya sudah beberapa kali datang ke warung ini, tetapi biasanya sangat ramai bahkan terkadang ngantri. Datang lebih awal membuat saya bisa lebih cepat mendapat semangkok wedang tahu dan mendapat kebahagiaan menjadi pembeli pertama di hari itu. Selain itu, dengan datang lebih pagi saya lebih leluasa untuk berbicara dengan Bu Sukardi tanpa takut merepotkan beliau ketika sedang melayani pelanggan lainnya.Â
Pembeli kemudian datang silih berganti, sekarang ini wedang tahu Bu Sukardi sangat cepat habis, buka jam 6 pagi sudah habis pada pukul 10an, pada akhir minggu bahkan lebih cepat lagi habisnya. Untuk yang belum pernah datang, warung ini berlokasi di daerah kranggan, dari tugu ke utara, ambil kiri pada pertigaan pertama, lalu lurus sampai perempatan belok kanan, warung ini berlokasi di kiri jalan. Lebih mudah kalau melewati seberang POM Bensin Pertamina, lurus saja sampai perempatan, namun pada jam-jam tertentu jalan ini hanya boleh satu arah.
Bu Sukardi selalu membuat sendiri wedang tahu racikannya. Ia bangun jam setengah 3 pagi, lalu memasak kembang tahu serta pelengkapnya. Dalam sehari Bu Sukardi memerlukan sekitar 9 kilo sari kedelai, dan ia bisa menjual sampai 90 porsi wedang tahu.Â
Tak hanya memasak untuk dirinya sendiri, Bu Sukardi dengan usaha wedang tahunya sudah bisa membuka sampai 5 cabang, selain di Kranggan, wedang tahu jualannya terdapat di Pasar Pathuk, Pasar Prawirotaman, Mirota Godean, dan Selatan XT Square. Beliau mengajak saudaranya untuk berjualan wedang tahu.Â
"Bagi bagi rejeki ke saudara, Mas" katanya. Saya pun sudah pernah mencoba yang di selatan XT Square dan rasanya sama nikmatnya. Ketika ditanya soal khasiat wedang tahu jualannya, bu Sukardi sangat fasih menjelaskan dengan ramah, "wedang tahu baik untuk metabolisme, stamina, mengobati capek dan linu," jelasnya. Beliau juga menjamin kalau wedang tahu buatannya dibuat tanpa pengawet, dengan berbagai rempah dan bahan alami, sehingga menyehatkan. Tetapi, untuk yang ingin membawa pulang wedang tahu ini tidak tahan terlalu lama, harus segera dikonsumsi.