Indonesia memilik kekayaan alam yang melimpah, dengan iklim tropis. Kekayaan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah laut. Dalam hal energi baru dan terbarukan, Indonesia masih berkutat dengan pembangkitan energi melalui tenaga matahari dengan solar panel, dan kincir angin. Hal ini belum, memaksimalkan potensi memanen energi dari laut, padahal dari laut Indonesia bisa membangkitkan listrik hingga hitungan Mega Watt. Lantas, bagaimana cara memanen energi dari laut ?
Pertama, yang sudah sangat terkenal adalah perkembangan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Prinsip kerjanya sangat simpel dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara air yang berada di laut dalam dan air pada permukaan laut, untuk menjalankan siklus Rankine. Apa itu siklus Rankine ?, Â Siklus Rankine merupakan konversi energi panas melalui fluida menjadi energi gerak, yang nantinya energi gerak tersebut akan disambungkan pada generator untuk menhasilkan listrik.
Kedua, menggunakan gelombang laut. Banyak sekali model-model pembangkitan energi baru dan terbarukan dengan menggunakan gelombang laut. Brazil pertama kali memanfaatkan gelombang laut dan berhasil mendapatkan energi sebesar 50 kW dalam waktu 10 menit. Dengan 2 buah "pelampung" yang digerakan oleh gelombang. Cara memodelkan gelombang laut bermacam-macam, dengan menggunakan konsep seperti  cacing yang meliuk-liuk yang didalam terdapat generator (Pelamis Wave Energy Converter) yang diklaim perkembangan selanjutnya mampu menghasilkan 50-90 TERA Watt dalam waktu satu tahun. Apabila di Indonesia bisa menerapkan Pelamis Wave Energy ConverterDengan energi yang besar dengan memanfaatkan Alam tidak ada lagi yang namanya mati listrik, dan di Indonesia akan dihidupi listrik dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan. Say Bye untuk energi fosil, saatnya kita mendukung energi baru dan terbarukan
Ayo Indonesia bisa.
FA Brian Ganda Pratama
Schneider Electric Campus Ambassador
Photo Cover Source: http://goo.gl/SpFJS0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H