Mohon tunggu...
Rubika Nastiti
Rubika Nastiti Mohon Tunggu... Pelajar -

Pengalaman ialah guru terbaik. Belajar dari kesalahan. Bangkit dari sebuah keterpurukan. Menjadi pribadi yang baik. Menuangkan semua cerita kehidupan dalam kumpulan-kumpulan alphabet.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia...

28 Desember 2015   11:55 Diperbarui: 28 Desember 2015   12:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laki-laki bertubuh tinggi, beralis tebal, bola mata yang terlihat cokelat dengan bulu mata yang lentik, yang semakin membuat ku takjub ketika memandanginya. Siapa sosok laki-laki yang kupandangi ini ?apakah ia sungguh ciptaan Tuhan ?

Sorot mata yang indah, yang semakin membuatku tak ingin memalingkan pandanganku darinya. Tiba-tiba ia menyunggingkan senyum kepadaku dari kejauhan. Betapa terkejutnya aku, seketika aku memejamkan mata. Oh.. ia tersenyum padaku, ia melihatku.

Senyum yang membuatnya semakin terlihat tampan, senyuman yang manis. Sorot matanya padaku membuat jantungku berdegup sangat cepat. Tak lama ia mendekat, Ya Tuhan.. apa yang dapat kulakukan ? ia menuju kearahku ?, aku mencoba tuk berkedip lalu memjamkan mataku, dan saat ku membuka mata, ia tepat berdiri didepanku.

Ada apa ini Tuhan ? apa yang akan dia lakukan ?. Ia pun mengulurkan tangan kepadaku, aku masih diam terpaku, tak menyangka ia akan menghampiriku seperti ini. Aku masih terpaku, lalu ia memanggilku, “Mbak”. Berkedip, aku lalu sadar bahwa ternyata aku terpaku cukup lama didepannya.

Ia kembali memanggilku, “Mbak, perkenalkan” sambil mengulurkan tangannya kepadaku. “Saya Hanjaya”, dengan gugup aku langsung balas menjabat tangannya. “sa saya Nastiti”, oh... lidah! Ada apa dengan mu?, Mengapa kau terbata-bata hanya mengucap nama?. Oh sial!

HANJAYA.. Nama laki-laki si pemilik mata yang indah itu. Sungguh pertemuan yang singkat. 5 menit yang bersejarah bagiku. Berbincang dengannya meski hanya 5 menit saja, telah membuatku selalu teringat akan pertemuan singkat itu.

Suara yang masih jelas terdengar ditelingaku meski 10 hari berlalu sejak pertemuan yang hanya 5 menit itu. Pertemuan yang sangat singkat, aku merasa masih kemarin melihat sorot mata indah itu. Senyumnya masih jelas terlihat dalam bayangan mataku. Nama yang terus kuingat.. ~ILYAS ANTOK HANJAYA~

 

26 Des. 15

Rubika .N

Surabaya-Dalam Kos Tercinta

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun