Jember, 22 Agustus 2021, KKN Back To Village (BTV) 3, Sudah hampir 2 tahun Indonesia dilanda musibah yang sangat luar biasa dahsyat yaitu pandemi Covid 19, dampak dari covid-19 ini bisa di rasakan di setiap sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi, banyak perusahaan yang hingga detik ini terpaksa gulung tikar karena adanya musibah ini, terlebih lagi adalah usahawan-usahawan kecil yang berusaha mati-matian untuk menyambung hidupnya, karena tidak ada lagi yang bisa di andalkan saat ini kecuali usaha mereka sendiri, masyarakatlah yang bisa membangun lagi perekonomian di Indonesia ini, tanpa mereka yang terus berjuang meskipun mereka tersiksa karena harus mati matian untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari, kita juga nanti yang akan memetik buah jeri payah tersebut, dan kita sebagai mahasiswa yang memiliki peran sebagai Agent of Change, Agen of Control, dan Iron Stok yang harusnya lebih peka terhadap kondisi masyarakat di sekitar kita, melalui KKN BTV 3 Universitas jember inilah kita bisa menunjukkan bahwa kita sebagai mahasiswa juga bisa bertindak dan juga masih memiliki kepedulian terhadap masyarakat sekitan dan juga Negara Indonesia.
Ada beberapa tahap yang harus saya lalui ketika menempuh masa KKN BTV 3 UNEJ ini yaitu yang pertama adalah observasi terhadap lingkungan sekitar, sehingga dengan hal tersebut kita dapat mengetahui dan menemukan sasaran yang tepat untuk kita bantu dan benar-benar membutuhkan kita, salah satu contohnya adalah UMKM yang saya temukan di daerah desa Kebonsari, kecamatan Sumbersari alamat tepatnya adalah di Jl. Letjen S.Parman VIII No. 39, Lingkungan Sadengan, Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, beliau berjualan tahu kemasan siap goreng yang bernama ibu Sulami, yang biasanya beliau dapat berjualan hingga 200 bungkus tahu dalam sehari semenjak adanya peraturan PPKM ditengah pandemi Covid-19 beliau hanya dapat menjual paling banyak 80 bungkus dalam sehari, lebih parahnya terkadang hanya terjual 10 bungkus setiap harinya.
Hal hal yang menjadi kendala dari ibu Sulami sendiri adalah pengetahuan tentang media yang minim sehingga cara konfensional lah yang dia gunakan untuk melanjutkan usahanya, itu juga terkendala dengan pasar utama yang hilang serta rasa takut gagal untuk mencoba berinovasi, disinilah mahasiswa masuk dan memberi sosialisasi dan pendampingan terhadap masyarakat sehingga dapat menyesuaikan dengan zaman yang ada, dan diharapkan dapat mendongkrak kembali penjualan yang didapatkan oleh wirausahawan. karena di tengah pandemi seperti ini promosi melalui media sosial lah yang dinilai merupakan sebuah tawaran yang bisa digunakan, selain untuk menjangkau masyarakat lebih luas lagi, yaitu karena adanya peraturan PPKM yang membatasi masyarakat untuk beraktivitas dan berinovasi, dengan pelatihan dan pengarahan terhadap UMKM tentang media sosial diharapkan penjualan masyarakat dapat lebih meningkat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H