Mohon tunggu...
Rubeno Iksan
Rubeno Iksan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah S1 di Universitas Negeri Semarang

Pena lebih tajam daripada pedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sesat Pikir "Sekolah itu Scam"

29 April 2024   20:39 Diperbarui: 29 April 2024   20:43 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timothy Ronald, sosok influencer yang terkenal dengan pernyataan kontroversialnya yaitu 'sekolah itu penipuan'. (Victorynews)

Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh seorang influencer yang menggeluti dunia cryptocurrency, yaitu Timothy Ronald, kembali viral. Menurutnya, sekolah maupun sistemnya itu sendiri adalah sebuah penipuan terbesar sepanjang sejarah serta tidak menjamin bahwa orang tersebut akan sukses di kemudian hari. 

Melalui sebuah videonya yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, ia mengatakan bahwa ada beberapa orang sukses yang mampu menjadi bos dari sebuah perusahaan besar multinasional seperti Bill Gates, yang sukses membangun kerajaan bisnis di bidang teknologi yaitu Microsoft, setelah meninggalkan kuliahnya di Harvard pada tahun 1975. Dengan demikian, menurut Timothy, sukses tidak ditentukan dari jenjang sekolahnya, namun melalui pengalaman.

Mereka yang menonton video tersebut, kemudian mengambil sebuah kesimpulan bahwa sekolah itu tidak penting dan beralih ke akademi crypto yang tujuannya tidak jauh dari memenuhi nilai-nilai material semata atau sebatas gengsi. Setelah mengikuti akademi tersebut, mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkan mata uang digital tersebut sebanyak-banyaknya. Padahal, kegiatan-kegiatan tersebut memiliki keterkaitan dengan ilmu ekonomi, matematika, dan lain-lain, yang hanya didapatkan dalam bangku sekolah dasar hingga universitas. 

Sebetulnya, tidak hanya sistem sekolah yang dianggap scam atau penipuan, namun kuliah dianggap sebagai sebuah kegiatan yang sia-sia, karena hanya 'menganggur' selama 4 tahun. Justru, dalam bangku perkuliahan, mereka dituntut untuk memperdalam ilmu-ilmu yang telah dipelajari di bangku sekolah dasar dan menengah, tergantung dengan spesialisasinya. Setelah lulus kuliah, mereka kemudian dihadapkan pada dua pilihan: bekerja atau lanjut ke S2 dan S3. 

Maka tidak heran, Indonesia menghasilkan jumlah sarjana S2 dan S3 yang dinilai sangat rendah, yang diperparah dengan IQ rata-rata orang Indonesia yang tidak jauh dari India, yaitu 78. 

Sekolah itu penting!

Kweekschool Muhammadiyah. (Kompas.com)
Kweekschool Muhammadiyah. (Kompas.com)

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah proses pembangunan negara. Semakin berpendidikan dan berakhlak suatu komunitas, semakin maju negara tersebut, begitupula sebaliknya. Namun, komponen tersebut harus didukung dengan pemerataan akses pendidikan, perbaikan fasilitas pendukung, dan implementasi sistem pendidikan yang baik yang menyesuaikan perkembangan zaman. 

Menurut UUD 1945, hak warga negara untuk memperoleh pendidikan yang layak telah diatur dalam Pasal 31 ayat 2, dengan mengupayakan sistem pengajaran dan pendidikan nasional. 

Sebagai implementasi dari pasal tersebut, pemerintah mencanangkan program wajib belajar 6, 9, dan 12 tahun, kemudian memfasilitasi lulusan-lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa LPDP maupun penggunaan KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah bagi orang-orang yang tidak mampu, walaupun muncul berbagai penyimpangan dalam implementasinya di lapangan. Begitupula dalam agama Islam, yang tentunya menganjurkan kepada ummatnya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya, seperti yang telah tertera dalam surah Al-Alaq ayat 1-5. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun