Mohon tunggu...
Rubeno Iksan
Rubeno Iksan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah S1 di Universitas Negeri Semarang

Pena lebih tajam daripada pedang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dahsyatnya "Greschinov Effect"

23 Januari 2024   19:44 Diperbarui: 23 Januari 2024   19:44 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat 'Israel' yang memprotes kebijakan Bibi, panggilan akrab Benjamin Netanyahu yang membiarkan para sandera Hamas meninggal. (Associated Press)

Di lingkungan IDF itu sendiri, berbagai gangguan psikologis muncul, namun yang paling banyak ditemui adalah penderita PTSD (gangguan stress pasca-trauma) karena harus berhadapan dengan sebuah kondisi yang tidak bersahabat selama berbulan-bulan. Menurut media 'Israel' itu sendiri, Yedioth Aharonoth, sebanyak 18 persen dari 2 ribu prajurit aktif IDF mengalami gangguan psikologis.

Belum lagi ditambah gangguan psikologis akibat serangan siber yang dilakukan oleh para netizen di seluruh dunia, membuat angka depresi semakin meningkat, sampai-sampai mereka harus menutup akun media sosialnya. 

Turunnya simpati masyarakat dunia terhadap 'Israel'

Pendemo pro-Palestina sedang berunjuk rasa di depan kantor TNYT. (CNBC Indonesia)
Pendemo pro-Palestina sedang berunjuk rasa di depan kantor TNYT. (CNBC Indonesia)

Selama ini, kita tentu mengetahui bahwa negara-negara Barat seperti AS, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa adalah pendukung fanatik 'Israel', sampai-sampai mereka rela mendonasikan senjata-senjata mereka ke 'Israel'. 

Joe Biden, sebagai contoh, menegaskan dukungannya terhadap eksistensi negara 'Israel' dalam pidato kenegaraannya, begitupula Rishi Sunak, perdana menteri Inggris yang memiliki keturunan India itu. Kedua negara ini juga memiliki peran dalam menghancurkan rumah-rumah warga di Yaman, yang dianggap sebagai markas pejuang Houthi. 

Namun, dukungan terhadap 'Israel' di kalangan masyarakat yang mendiami negara-negara tersebut, sudah mulai menurun secara bertahap. Dukungan terhadap PM 'Israel' yaitu Benjamin Netanyahu terus menurun, sementara dukungan terhadap Palestina justru melonjak, yaitu sekitar 86%, seperti yang dilansir dari situs berita Reuters. 

'Efek Greschinov' juga disinyalir berperan dalam naiknya dukungan masyarakat dunia kepada Palestina. Melalui berbagai interaksi media sosial yang mencakup masyarakat global, serta banyaknya bukti kejahatan perang 'Israel' mulai dari tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini yang disebar di seluruh media sosial, hal ini tentunya mengubah opini publik yang sebelumnya mendukung keberadaan negara 'Israel'. 

Dengan perubahan opini publik tersebut, muncul pawai-pawai pro-Palestina di seluruh dunia, terutama di negara-negara sekutu 'Israel'. Hanya segelintir orang yang memiliki pandangan politik kanan jauh (terutama yang anti-Islam) maupun orang-orang Yahudi (walau tidak semua) yang masih tetap mendukung 'Israel'. 

'Israel' terancam terisolasi dalam pergaulan internasional

Dubes 'Israel' di PBB, Gilad Erdan, memamerkan nomor telepon pemimpin pasukan Hamas, Yahya Sinwar. (Reuters)
Dubes 'Israel' di PBB, Gilad Erdan, memamerkan nomor telepon pemimpin pasukan Hamas, Yahya Sinwar. (Reuters)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun