Mohon tunggu...
Rubbi Widiantoro
Rubbi Widiantoro Mohon Tunggu... -

Seorang Ayah dan Pelari

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Kesebelasan [Opini Awam Pekerja]

29 Oktober 2013   16:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:52 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Sudah hampir 2 tahun ini, berita nasional hampir tidak pernah meninggalkan sebuah nama dalam pemberitaannya. Sejak resmi dicalonkan untuk maju sebagai kandidat calon Gubernur DKI bersama wakilnya Basuki Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok hingga sampai terpilih menjadi Gubernur dan hingga di punghujung tahun 2013 nama Jokowi selalu menghiasi pemberitaan, mulai dari media konvensional hingga pemberitaan digital, seakan-akan nama Jokowi adalah sebuah magnet yang mampu mendatangkan pewarta hingga pembaca itu sendiri.

Sebagai warga DKI Jakarta seperti saya, melihat tindak tanduk Jokowi dalam membenahi Jakarta bukan lagi sesuatu yang "bagaimana begitu" bagi saya dia hanya menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai Gubernur.

Begini deh, jika loe saat ini bekerja di swasta atau pernah bekerja di swasta atau bahkan di sebuah Agency creative (itu sih gue yahh), mungkin loe pernah merasakan memiliki atasan yang bertipe pemimpin bukan tipe bos, dimana kecepatan dan hasil selalu menjadi acuan, dan yang terpenting kontroling selalu dilakukan.

So loe merasa special gak, gak kan wong loe cuma melakukan tugas dan tanggung jawab, nah begitu pun Jokowi, makanya jika dia ditanya masalah kinerja oleh orang partai atau bahkan atasanya sendiri (mendagri) dia tidak akan pernah menanggapi, dan dia selalu balik bertanya, silahkan tanya kepada warga Jakarta. Sama seperti kita kan, masalah penilaian silahkan tanya yang berhak menilai.

Nah, jika saya mengupamakan Jokowi dalam olah raga makan sepak bola adalah yang saya pilih, karena dia adalah, Allenatore alias Pelatih, Penyerang, dan Juga penjaga gawang, loh kenapa? karena strateginya akan langsung diterapkan secara dia juga penyerang dan jika dalam proses penerapan strategi ada yang melenceng dari taktik maka dia menjadi pemain terakhir yang akan mengamankan permain, lah iya wong dia penjaga gawang.

Kesebelasan
Masih ingat club yang baru saja di bentuk oleh koorporasi bernama Demokrat yang menjadikan SBY sebagai pelatih di tim tersebut. Jujur, Saya tidak meragukan kemampuan kesebelasan ini dan jujur di tim ini juga di isi oleh penyerang-penyerang yang mematikan serta cerdas dan saya yakin mereka juga mampu membawa Indonesia lebih baik di tahun 2014 (pemilu), tetapi perlu juga di ingat dalam sebuah kesebelasan dibutuhkan 1 orang untuk mencetak gol, dan yang menjadi pertanyaan siapakan "goal scorer" tersebut.

Anies Baswedan, merupakan sosok muda, cerdas dan pendobrak. Dahlan Iskan, Merupakan sosok pemberani dan pekerja keras. Iya mungkin hanya dua penyerang itu yang mampu menghasilkan peluang untuk mencetak gol, loh kenapa cuma peluang. Begini banyak yang melupakan bahwa dalam kompetisi dibutuhkan sebuah panggung, sepertinya kontes-kontes yang saat ini makin marak di lakukan televisi nasional dimana mereka harus memperlihatkan bakat atau kemampuan diatas panggung untuk mempesona juri dalam 2014 juri adalah rakyat indonesia.

Oke, Anies Baswedan memiliki panggung Indonesia mengajar, dan itu bagi saya adalah ide brillian dan perlu angkat topi. BUMN sudah tidak selalu merugi dan menjadi pusat keluhan pelayanan dimana peran Dahlan Iskan sangat tinggi dimana Urusan perkeretaapian dan Garuda sudah bisa berbicara kalau mengenai pelayanan.

Tentu hal terpenting adalah mereka berdua bukan orang partai atau orang peliharaan partai dimana partai yang menauingi mereka bobrok dan mulai membusuk.

Sedangkan Jokowi memiliki Jakarta, Panggung yang paling gemilang dan mentereng serta sebuah ujian karena dimana pusat permasalah kota paling kusut berada, dan perlahan benang kusut tersebut mulai ketemu ujungnya, dan berdasarkan pengalaman jika anda sudah ketemu ujung permasalah biasanya pemecahannya ketemu bukan.

Dahulukan Bekerja, maka Prestasi akan diraih dan Apresiasi akan mengikuti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun