Sekolah menyenangkan bukan berarti semua fasilitas yang mewah di sekolah tentunya, namun kreatifitas dalam pembelajaranlah yang akan menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar. Dan pada akhirnya peningkatan efektifitas (hasil guna) dari seluruh rangkaian proses pembelajaran di sekolah akan dapat diraih.
Menurut Anies Baswedan yang diampaikan pada penutupan Rembug Nasional Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 mengatakan bahwa Sekolah menyenangkan adalah sekolah yang memberikan tantangan bagi siswa. Dengan kata lain, sekolah yang menyenangkan dapat diartikan sebagai wahana yang aman dan menyehatkan serta memberikan pilihan tantangan yang bermakna bagi siswa.
Mendikbud mengungkapkan, prinsip sekolah menyenangkan selanjutnya adalah pembelajaran yang memberikan makna. Pembelajaran ini, kata dia, berguna untuk jangka panjang dan terkait dalam pemecahan masalah-masalah secara nyata. Dia mengajak para guru agar dapat merangsang siswanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang subtantif karena pertanyaan subtantif dapat mengarahkan pada inspirasi.
“Hindari anak-anak kita diajak menghafal teori tanpa memberikan pemahaman pada anak-anak tentang manfaat memperlajarinya,” ujarnya.
Mendikbud menginginkan, institusi pendidikan benar-benar menjadi wahana belajar yang baik. Prinsip yang mendasari sekolah menjadi seperti taman yang menyenangkan, kata dia, adalah semua ikut terlibat baik siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah.
Salah satu contohnya menghadirkan orang tua ke sekolah untuk menceritakan pekerjaannya kepada anak-anak. Tak masalah profesinya, kata dia, tetapi biarkanlah anak-anak melihat orang tua menceritakan pengalaman nyata. “Semua saling mendukung dan menjadi teladan bagi komunitasnya,” tuturnya.
Mendikbud menyebutkan, prinsip sekolah menyenangkan lainnya adalah pembelajaran yang relevan dengan kehidupan. Kita, kata dia, jangan mengajarkan anak-anak hal yang tidak relevan dan jauh dari kehidupannya.
Menurut Surya Sunanto, ada beberapa standar yang bisa membuat sebuah sekolah dikategorikan kedalam sekolah yang menyenangkan, yaitu:
- Siswa menikmati belajar di sekolah
- Guru menikmati mendidik di sekolah
- Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah
- Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata
- Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta ketrampilan
- Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah
- Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa
- Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah di diskusikan secara terbuka dan positif
- Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa
- Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan
- Aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif
- Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama
- Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
- Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi pendidikan
- Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
- Kepala Sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
- Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain.
- Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).
- Siswa diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah.
- Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, dimanapun dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di dinding sekolah.
- Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan masyarakat).
- Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai fariasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak penting.
- Hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah kefase hidup berikutnya.
- Resepsionis, Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah tersenyum terhadap orang tua dan pengunjung sekolah.
Prinsip sekolah menyenangkan adalah rasa betah di sekolah. Rasa betah ini tidak hanya dialami oleh siswa tetapi juga seluruh warga sekolah. Mengapa demikian? Karena antara sesama warga sekolah telah terjalin ikatan emosional yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
Sekolah menyenangkan juga merupakan klimaks dari perpaduan sekolah sehat, aman, dan ramah anak. Artinya, ketika kegiatan-kegiatan sekolah sehat, aman, dan ramah anak telah terlaksana dengan baik, maka secara otomatis sekolah menjadi menyenangkan. Untuk membuat sekolah tetap menyenangkan, beberapa kegiatan yang didapat dilakukan, seperti:
Memetakkan kebutuhan siswa dan warga sekolah lainnya;