Mohon tunggu...
Ruba Nurzaman
Ruba Nurzaman Mohon Tunggu... Guru - Teacher Trainer Writer

Guru MTs dan SMA Al-Mukhtariyah Rajamandala^^ Senior Trainer PT Edukasi 101^^Fasilitator MBS Tanoto Foundations^^Pengurus Ikatan Guru Indonesia Bandung Barat, Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi), Konsultan Sekolah Literasi Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Guru Keerom

1 Maret 2017   19:12 Diperbarui: 1 Maret 2017   20:41 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: cnnindonesia.com

Membacakan cerita lalu mengaitkannya dengan materi pelajaran. Dengan kegiatan ini siswa diajak berimajinasi terlebih dahulu lalu kaitkan dengan materi pelajaran sehingga anak-anak tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dampak positif bagi guru menjadikan mereka lebih kreatif menggali cerita baik itu dari alkitab maupun dari cerita kearifan lokal.

Istilah hatiku di sekolah. Bahasa bersama yang diciptakan guru ini mampu merubah banyak hal. Guru menjadi lebih lembut tutur katanya kepada anak, dan anak mulai memahami perkataan guru. Terjalinnya keakraban antara guru dan anak.

Jelajah sekitar sekolah. Inilah ide yang paling saya sukai dari ide guru keerom. Pada kegiatan ini, guru mengajak anak keluar kelas untuk menyampaikan pelajaran yang ada kaitannya dengan kehidupan mereka. Anak bisa mengetahui potensi daerahnya sehingga bisa memanfaatkannya untuk bekal hidup mereka kelak. Karena sejatinya bahwa pendidikan itu untuk mempersiapkan anak menjalani kehidupannya di dunia maupun di akhirat kelak.

Berburu harta karun. Anak diajak berburu ke hutan, tetapi selama perjalanan diwajibkan menulis semua jenis tanaman yang dilewati dan mendekripsikannya, anak juga diharuskan melakukan wawancara kepada orang yang ditemui dihutan dan diakhiri membuat peta perjalanan ketika sudah mencapai tempat yang sudah ditentukan. Secara tidak sadar anak sudah belajar tiga mata pelajaran sekaligus. Yaitu pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan IPS.

Menyampaikan konsep materi dalam nyanyian. Beberapa lagu sudah diciptakan oleh guru-guru hebat dari keerom, karena mereka tahu anak senang dengan musik dan lagu. Lagu yang dinyanyikan diambil dari lagu yang anak sukai, sedangkan guru hanya merubah liriknya saja. Hal ini menjadikan anak selalu menunggu lagu apalagi yang akan mereka nyanyikan.

Dari beberapa inovasi yang mereka lakukan dalam pembelajaran, sungguh luar biasa bukan?

Lantas apa itu Wamep yun? Menjelang akhir bagian cerita ini barulah penulis menyampaikan makna dari Wamep Yun yang diambil dari bahasa asli keerom, terdiri dari dua kata. Wamep  berarti pendidikan, kemudian Yun artinya kasih sayang. Sehingga apabila dua kata ini dihubungkan menjadi Wamep Yun yang berarti pendidikan kasih sayang. Sebuah konsep pendidikan yang mereka buat sendiri. Mereka menginginkan sekolah menjadi tempat berbagi kasih sayang. Kasih sayang dari guru kepada siswanya, begitupun sebaliknya.

Mereka bisa. Bagaimana dengan kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun