Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Parade Hadrah Kota Solo "Bersama Ulama' dan Umaro' Kita Perkokoh NKRI"

26 Mei 2015   01:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surakarta, Sabtu (16/5) pada hari tersebut bertepatan pada peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW. Di kota Solo pada peringatan Isro' Mi'roj setiap tahun diadakan sebuah acara yang sangat dibanggakan dan ditungu-tunggu oleh umat muslim Kota Solo, yaitu acara Parade Hadrah. Dalam acara Parade Hadrah tahun ini dilaksanakan pada malam hari.

Acara dimulai bakda maghrib sekitar pukul 18.00 WIB, dengan awal acara seluruh jemaah yang hadir diajak untuk berjalan dari Lapangan Sriwedari yang berakhir di Balai Kota Solo. Dalam acara awal ini jemaah yang diajak jalan bersama-sama mengumandangkan lantunan selawat kepada Nabi Muhammad SAW secara bersama-sama diiringi dengan alunan rebana yang dibawa oleh masing-masing rombongan Jemaah.

Setelah sampai di depan kantor Balai Kota Solo tepatnya di jalan Jendral Sudirman Kota Solo, ribuan jemaah yang menghadiri acara ini terus bertambah dari berbagai daerah di wilayah Solo raya, ada yang dari Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten. Ribuan jemaah yang hadir kemudian duduk secara lesehan dengan tertib di depan panggung yang berada di depan Balai Kota Solo sampai memenuhi sepanjang jalan Jendral Sudirman. Panitia acara kemudian memulai acara yang kedua yaitu malam pengajian Solo berselawat dengan tema "Bersama Ulama' dan Umara' kita perkokoh NKRI".

Dalam acara pengajian ini diawali pembacaan selawat Simtudduror yang dipimpin oleh Habib Ali Zainal Abidin dan diiringi rebana hadrah dari Kota Pekalongan. Selawat yang dilantunkan oleh Habib Ali Zainal abidin secara bersama-sama diikuti oleh jemaah yang hadir. Lantunan selawat begitu menggema dan menggetarkan jiwa bagi yang mendengarkanya. Pembacaan selawat semakin terasa di dalam hati ketika dilantunkan Selawat Nabi, '' Yaa Nabi salaam 'alaikaa, yaa Rosuul salaam 'alaikaa, yaa habiib salaam 'alaika sholawaatullaah 'alaikaa (Wahai Nabi, salam sejahtera bagimu, wahai Rasul salam sejahtera bagimu, wahai kekasih salam sejahtera bagimu, selawat Allah bagi-mu)''. Sebagian jemaah ada yang meneteskan air mata ketika melantunkan selawat tersebut karena saking cintanya kepada Nabi. Acara Pembacaan selawat Nabi telah usai dengan ditutup doa yang dipimpin oleh Habib Ali.

Setelah Acara selawatan selesai, kemudian Hadrotu Syeh Habib Lutfi bin Yahya dari Kota Pekalongan dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo beserta rombongan Ulama' dan Umara'(pemerintahan) Kota Solo naik keatas panggung. Bapak Wali Kota Solo yang akrab disapa pak Rudy dalam sambutanya mengatakan bangga atas diselenggarakan acara parade hadrah ini, beliau berharap dengan dilaksanakan acara ini bisa menambah tali persatuan silaturrahmi antara jemaah dengan ulama' dan pemerintah sehingga terus menciptakan kedamaian dan kerukunan Kota Solo. ''Saya bangga dengan diadakannya acara ini, acara seperti ini bisa menumbuhkan keutuhan dan kesatuan NKRI", ungkap Rudy. Sambutan ini kemudian disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari ribuan jemaah yang hadir. Kemudian disusul sambutan yang kedua, yaitu sambutan dari perwakilan Gubernur Jawa tengah. Ganjar Pranowo melalui stafnya mengatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena berhalangan hadir dan mengucapkan semoga acara malam ini berjalan dengan lancar dan bisa diambil manfaatnya untuk kehidupan bersama.

Malampun semakin larut, setelah sambutan dari dua pejabat pemerintahan. Tibalah waktu yang dinanti-nanti oleh ribuan jemaah yang hadir yaitu fatwa dan siraman rohani yang akan disampaikan oleh Hadrotu Syeh Habib Lutfi bin Yahya dari Kota Pekalongan. dalam fatwanya Habib Lutfi mengatakan keperihatinanya kepada kalangan pejabat dan ulama' yang terus menerus ribut karena perbedaan pandangan, beliau mengajak semua jemaah yang hadir untuk melepaskan kepentingan individu dan mementingkan hidup rukun bersama tanpa dicampuri oleh kepentingan-kepentingan asing. "Bangsa ini ketinggalan, Bangsa Indonesia ini ketinggalan dengan bangsa lain. Pejabat pada ribut masalah kepentingan jabatan, ulama' pada ribut karena berbeda baju (baca:pandangan) dengan yang lain, untuk itu ayo bersatu kembali, demi kerukunan, keutuhan, kedaulatan dan  kemajuan NKRI tanpa adanya campur tangan dari kepentingan - kepentingan asing", jelas Habib.

Kemudian Habib Lutfi menjelaskan filosofi laut,beliau menjelaskan bahwa laut itu mempunyai jati diri, laut yang setiap hujan dicampuri air sungai yang  yang membawa sampah dari berbagai penjuru tetapi bisa menyingkirkan sampah tersebut sampai kepinggir pantai. Laut bisa tetap menjadi dirinya sendiri walaupun setiap hujan di aliri beribu volume air sungai, tetapi air laut tetap asin dan airnya tidak pernah menjadi tawar. "Laut saja bisa menjadi dirinya sendiri, bisa mempertahankan jati dirinya sendiri, bisa mempertahankan kedaulatannya sendiri. Jadi kalau bangsa Indonesia tidak bisa mempertahankan jati diri dan kedaulatan dirinya sendiri demi kepentingan-kepentingan tangan asing yang akan merusak bangsa, berarti sampean sedoyo(kalian semua) kalah sama laut", Habib menambahi. Kemudian disambut dengan tepuk tangan dari jemaah.

Kemudian Habib menjelaskan tentang pentingnya mengingat perjuangan para pahlawan kemerdekaan dalam memerdekakan bangsa ini dari tangan penjajah, dengan tujuan agar kita selalu rukun dan mengisi kemerdekaan ini dengan baik.  "Kalau kita dengan saudara keluarga kita ribut masalah warisan, kira-kira orang tua kita yang telah meninggal, di alam barzah sana menangis apa tidak ?? Kalau kita, bangsa Indonesia terus terusan ribut masalah perbedaan dan ribut masalah jabatan, kira-kira para pahlawan kita yang telah berjuang mati-matian dalam memerdekakan bangsa ini, menangis  apa tidak melihat tingkah kita ?? Sudahkah kita membahagiakan orang tua kita dan para pahlawan kita ?? Jawaabb...?!", jelas Habib dengan nada tegas.  Jemaah yang hadir terlihat sunyi dan terharu mendengarkan petuah Habib.

''Untuk itu, ayo yang sedang belajar, belajar dengan tekun agar nantinya siap menerima tantangan-tantangan zaman. yang menjadi pejabat ayo menjabat dengan bijaksana, memperhatikan rakyat dengan adil. Hadirin wal hadirot semua ayo  dengan majlis selawat seperti ini, saatnya kita mencontoh ahlak Nabi Muhammad, sehingga tercipta bangsa yang rukun, berdaulat dan sejahtera", tambah Habib.

Kemudian Habib Lutfi menutup siraman rohaninya dengan doa dan diamini oleh jemaah yang hadir. Acarapun kemudian ditutup dengan wajah berseri oleh panitia acara dan jama'ah yang hadir sebagian berebut bersalaman dengan Habib Lutfi dan ulama' yang lainnya. (Rubangi al-bani)

Siraman Rohani dari Hadratus Syaih Habib Lutfi bin Yahya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun