Mohon tunggu...
Rubaida Rose
Rubaida Rose Mohon Tunggu... Guru - Teacher

No time without sharing and growing

Selanjutnya

Tutup

Roman

Pertemuan Tabu

28 Desember 2024   16:34 Diperbarui: 28 Desember 2024   20:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto  canva dan hasil desain sendiri

Di kantor teman-teman biasanya menyapaku dengan Deyni. ini cerita percintaanku dengan suami begitu hambar. Suamiku ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya. Setelah Kejadian itu, di waktu yang tepat aku nekat ingin bertemu pacar onlineku  dengan sembunyi-sembunyi. 

Dari kejauhan aku mengamati setiap sisi bandara. namun aku tak melihat wajah Dirga. Wajah yang biasanya kulihat di layar selular milikku. Ada keraguan di hatiku, apakah dia  benar-benar serius menjemput kedatanganku. Atau dia ragu dan berbohong padaku. perasaanku begitu beragam. Aku juga merasakan  malu yang teramat dalam jika nanti benar-benar bertemu. Percaya diriku pun ikut teriak ingin menghindar. 

Aku melihat ada rest room di koridor menuju pintu keluar bandara. Sesaat aku merapikan wajah dan pakaianku. Dan kembali menyisiri jalan sepanjang koridor hingga  ke ujung, dan hampir di pintu keluar bandara aku tak berani menyapa wajah yang sungguh kukenal itu. Aku membalikan badan dan menghadap ke arah Dirga yang juga menatapku dari kejauhan. Aku memberanikan diri untuk melambaikan tangan kemudian kami sama-sama berlari saling berpelukan. Anehnya aku pun tanpa ragu merangkul pinggangnya tapi  tersenyum gugup.

"Deyyy,"ujarnya lembut sambil menatap dalam mataku

     "Ini kamu Rga"tanyaku manja.,

    "Dey, kamu begitu cantik dan anggun berbeda dengan yang kulihat di foto." 

   "Rga"sambil kupeluk erat tubuhnya. Dia membalasku dengan kecupan lembut di kedua belah pipiku.


Kami berjalan menuju parkiran. Rangkulanku tak lepas sejak awal bertemu, dia lelaki termanis yang aku cintai meskipun cinta ini terlarang. Demi dirinya aku tak pernah perhitungan.  Apa pun yang dia butuhkan aku selalu memenuhinya. Dirga terus mengatakan tentang kekagumannya pada kecantikanku. Kulitku yang putih dan wajahku yang katanya begitu cantik dengan bola mataku yang teduh. Aku hanya tersenyum dan lebih banyak diam. Dia pun kagum pada caraku bicara yang begitu lembut dan santun. Bagi Dirga aku wanita tercantik dan terpintar yang pernah dikenalnya.


Angin malam mulai menyapa. Dirga menyuapiku makan malam di warung pecel lele. Kami duduk begitu dekat hingga kakiku naik ke atas paha Dirga. Kami tak peduli pada mata yang sedari tadi memperhatikan kemesraan kami. Kami terus bercerita tentang kebahagian yang kami rasakan. Malam semakin larut kami memutuskan menginap di sebuah homestay. Dirga tak sabaran untuk mandi  dan salat magrib. Aku posisi telentang sedang asik memainkan selular. Dirga keluar dari kamar mandi setengah telanjang. Dengan lembut  membelai mesra rambut panjangku dan mulai tak tahan melihat paha putihku yang terbuka. Aku ikut menggelinjang. Aroma tubuh Rga yang begitu kurindu.


"Rga, selularmu berdering."

"Matikan saja, sayangg."pinta Rga manjaa

"Istrimu Rga."bisikku pelan

"Matikan saja Deyy."desah Rga kian terdengar sambil meremas lembut kedua belah gundukan daging di dadaku.


Pelayan Homestay tiba-tiba datang, ketukan pintu begitu keras. Rga dengan wajah kesal bergegas ke pintu. Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tak lama kemudian Rga menyeka pintu kamar mandi yang sengaja tak kukunci. Rga terkejut melihat darah tergenang di kamar mandi. Aku berbisik mesra dan memintanya tenang. Aku saat itu sedang kedatangan tamu. Rga menarik nafas panjang. Aku lanjutkan mandi  dari kejauhan mata Rga tak berkedip. Entah apa yang dia pikirkan.

bersambung








Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun