Mohon tunggu...
Rubaida Rose
Rubaida Rose Mohon Tunggu... Guru - Teacher

No time without sharing and growing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibu Oh Ibu

22 Desember 2021   10:25 Diperbarui: 22 Desember 2021   23:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sejatinya peran seorang ibu memiliki kemampuan dan keterampilan merawat dan menjaga anaknya hingga dewasa.  Hal ini tak lepas dari pasca mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan anak hingga sukses. Mencurahkan kasih sayang dan totalitas dalam mengerjakan semua urusan rumah tangga meskipun tanpa pembantu. 

Di sisi lain perjuangan yang dilakukan oleh seorang ibu memberikan role model bagi anak, suami dan juga keluarga. Setelah semua ini terlewatkan. Apakah peran seorang ibu selesai sampai di sana? Tentu saja terus berlanjut hingga ajal menjemput. Tak bisa dimungkiri hal ini membuat kita sadar. Setelah kita merasakan bagaimana menjadi seorang ibu. Sungguh peran yang dilakukan oleh seorang ibu amat luar biasa dalam membimbing anak-anak menemukan jati diri dalam kehidupannya kelak.

 Jati diri seperti apa yang seharusnya dimiliki seorang anak? Tentunya ini sangat menarik sekali untuk dibahas. Salah satunya anak memiliki rasa percaya diri yang utuh dalam menjalankan tugasnya di keseharian. Tidak lagi menjadi pribadi yang memiliki ketergantungan terhadap ibu. Ingat ketika kita kecil. Tak pernah lepas dari ibu. Kemana ibu pergi kita selalu ikut dan takut jika ibu tidak bersama kita. Berbeda ketika kita mulai tumbuh dewasa. Rasa percaya diri itu tumbuh karena kasih sayang dan perhatian yang ibu berikan. Tak ada yang meragukan seorang ibu adalah sumber inpirasi dan awal dari kesuksesan seorang anak. 

Meskipun demikian seorang ibu tak pernah meminta apa pun dari semua yang telah dia berikan. Dia pun mampu menyimpan rapat rasa tak enak yang tentunya pernah dia rasakan dari melihat perlakuan anaknya .Sehingga kita yakin bahwa kisah nyata ada anak yang tega mengusir ibunya hanya karena harta. Ini sebuah hal yang sangat mengejutkan. 

Di mana hati nurani seorang anak? Apakah ini yang diharapkan oleh seorang ibu? Dengan sengaja mengusir dan melukainya dengan verbal. Sekaligus menelantarkan ibu kandungnya tanpa belas kasian. Seolah sang anak seperti dirasuki oleh syaitan. Tak sewajarnya seorang anak melakukan hal getir ini terhadap seorang ibu. Seorang ibu yang seharusnya disanjung dan dimuliakan. Sebesar apa pun kebaikan yang dilakukan oleh seorang anak. Belum bisa untuk membalas kebaikan yang telah dilakukan oleh seorang ibu. 

Namun hal ini tak menjadi tolak ukur bagi anak yang dihatinya telah diselimuti oleh ketamakan akan harta. Tak peduli apa yang dilakukan oleh ibunya. Hingga dia tumbuh besar dan bisa berdiri di atas ke dua kalinya yang dulu lemah dan kecil. Kasih sayang itu tak berarti apa pun kacuali harta dan kemewahan. Sudahkan kita berbakti pada ibu? Ingatlah pesan Rasul: “ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu.”   “Selamat Hari Ibu 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun