Mendengar namanya pertama kali saya kurang tertarik. Tak ada rasa penasaran yang melanda. namun ketika ada peserta yang bercerita tentang keindahannya dan ketermasyhurannya se antero dunua, akhirnya saya menjadi penasaran. Namun sempat ragu karena konon katanya medannya sulit, jalan sempit dan tingkat ketinggiannya ekstrim untuk menuju kesana. Saya jadi membayangkan saat ke Batu dari Jombang lewat Cangar, mungkin tingkat keesktrimannya seperti itu. Atau saat dari Trawas ke Tretes. Duuh, jadi ngeri.Â
Tapi karena penasaran, saya mendesak teman untuk mengantarkan kesana. Sebenarnya dia sendiri yang orang sana juga ragu dan berupaya mempengaruhi saya untuk tidak kesana. Namun karena kalah keukeuh dengan saya, akhirnya kami pun jadi berangkat kesana beserta rombongan.
Dari kota Majalengka perjalanan kurang lebih 45 menit. Kami menaiki mobil kesana. Sebenarnya jalan kesana bisa dilewati mobil sampai puncak. Namun karena sopir kami agak ciut nyalinya saat memasuki medan yang sempit dan terus menaik, akhirnya kami putuskan untuk menitipkan mobil di sebuah balai desa. Lantas kami naik dengan mengendarai motor ojek.Â
Kami naik motor selama 20 menit dengan medan yang berbelok- belok, sempit dan naik dengan ketinggian yang membuat nyali kami sempat ciut. Namun pemandangan kanan kiri yang merupakan sawah bertingkat terhampar di sekeliling kami, menyebabkan kami agak lupa dengan rasa takut itu. Dan akhirnya kami pun sampai di puncak Panyaweuyan.Â
Sampai disana, luar biasa sekali. Perasaan takjub dan senang memenuhi relung hati saya, sehingga semua perjuangan yang melelahkan untuk sampai di puncak Panyaweuyanpun terbayar sudah. Subhanallah, begitu indah Allah menciptakan alam ini untuk manusia, dan betapa hebatnya manusia yang mampu membuat alam ini lbih indah dengan kerja kerasnya.Â
Hamparan perbukitan yang dibentuk menjadi sawah bertingkat (terasering) ini terdapat di desa Argamukti kecamatan Argapura kabupaten Majalengka. sepanjang mata memandang yang tampak adalah hamparan perbukitan dengan terasingnya yang menawan. Namun sayang sekali saat kami kesana momennya tidak pas, karena sawahnya baru tanam dan belum menghijau. Namun kami tetap dibuat takjub melihatnya.Â
Setelah dari pangkalan ojek, kita bisa naik ke puncak Panyaweuyan untuk melihat pemandangan utuh dari atas. Menuju ke puncak kita bisa menaiki tangga dengan pegangan besi. Lumayan ekstrim juga naiknya. Untuk yang masih muda saya kira tidak ada kendala, namun untuk yang sudah berumur harus hati- hati. Apalagi yang punya riwayat jantung harus lebih hati- hati karena disamping naiknya ekstrim dan jauh, juga membuat jantung kita berdetak kencang. Itu yang dialami oleh penulis.Â
Sampai di puncak, kita akab bisa melihat hamparan terasering yang sangat indah. Guratan sawah bertingkatnya di perbukitan yang seakan sambung menyambung, kemudian ada jalan beraspal di tengah- tengah hamparan yang terlihat miring itu menambah sensasi rasa kagum saat melihatnya. Terbayar sudah semua rasa capek dan taku yang kita rasakan.Â
Bagai anak muda yang suka nongkrong sambil ngopi atau ngemil dengan menikmati hamparan terasering berbukit- bukit yang indah bisa mampir di warungp- warung yang terdapat di pangkalan ojek atau di sepanjang perjalanan. Warung itu juga menyediakan tempat duduk di belakangnya yang langsung menghadap ke bawah berupa hamparan terasering yang indah. So sweet banet deh pokoknya. saya sampai membayangkan andai bisa gowes disana jalan beraspal tengah- tengah terasering, alangkah senangnya. Pasti sesuatu banget. Apalagi jika kita kesana bersama orang yang kita sayangi, rasanya pasti lebih asyik karena ada yang menggandeng tangan saat kita naik ke puncak yang ekstrim tersebut.
Nah..pasti penasaran kan? Ayo buruan taklukkin tantangan alam di Panyaweuyan untuk bisa melihat surga kecilnya Allah di dunia. Salam sehat dan bahagia shobat!!