Mohon tunggu...
Difai Sdn
Difai Sdn Mohon Tunggu... Auditor - Time Traveller

Independent Party

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Ke Ujung Barat Pulau Jawa Bag-3

16 Juni 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi harinya kami segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan karena kami telah lewat dari target perjalanan kami yang seharusnya kami menginap di Cikarang, pos semi permanen pertama yang layak untuk jadi tempat menginap. Jarak dari cigenter ke cikarang kurang lebih 8-9 km. Pohon demi pohon kami lewati, Semak demi semak kami tembusi, sungai demi sungai kami seberangi. Beberapa kali kami mendapati satwa-satwa liar lewat didepan kami antara lain banteng jawa, babi hutan, biawak, ular dan lainnya. Beberapa kali pula kami mendapati jejak jejak macan kumbang dan…. Badak Jawa. Saat diperlihatkan jejak Badak Jawa oleh Bapak Yang-kami-lupa-namanya, jantung kami berdegup kencang, seperti seorang kekasih menerima kartu ucapan selamat ulang tahun dari sang pacar….. Kami berdoa dalam hati semoga segera bisa dipertemukan dengan Badak Jawa……

Rute yang kami lalui bervariasi. Kadang kami masuk kedalam hutan, kadang kami bertemu dengan bibir  pantai. Vegetasi yang kami temui juga beraneka ragam, mulai dari hutan bakau, rotan hingga pohon-pohon raksasa yang pucuknya menjulang tinggi. Kami sempat berhenti beberapa kali di sungai-sungai kecil yang banyak kami temui di sepanjang hutan. Airnya luar biasa bersih. Lebih bersih dan segar dari air mineral. Ikan-ikan kecil tampak tenang berenang di pinggiran sungai tanpa terganggu oleh kedatangan kami.

Kami tiba di pos Cikarang setelah hari beranjak sore. Karena jarak ke pos berikutnya yaitu pos Jamang masih cukup jauh sekitar 6 km, kami memutuskan untuk bermalam di pos Cikarang. Kami menyempatkan berfoto-foto karena hari masih terang. Cuaca cukup cerah. Deburan ombak tidak terlalu bergelombang. Latar belakang biru langit dan horizon tebal menambah keindahan hasil foto yang dihasilkan. Cukup lama kami menghabiskan waktu berfoto dan bercengkrama dengan alam hingga saat malam tiba.

Kami tidak sendiri di pos ini karena ada dua orang bule yang juga menginap di pos ini. Ujung Kulon ini memang merupakan tujuan wisata bagi turis manca negara terutama bagi para pelajar yang sedang melakukan penelitian. Karena kami menggunakan  tenda, kami tidak menggunakan pondok semi permanen yang tersedia di pos Cikarang ini. Kami membuka tenda di sebelah pondok. Sedangkan kedua bule menggunakan kelambu yang dipasang didalam pondok.

“Halow….” Salah satu bule mencoba membuka komunikasi dengan kami. “we come in peace….”  Sambil dia menggerak-gerakan tangannya. Untung kita bawa Ferry yang ternyata cukup mahir berbahasa inggris.”biar gua yang tanganin…” ujar Ferry penuh percaya diri. “ngga percuma lima tahun narik taksi di L.A….” Ferry kemudian mendekati si bule.”Hi… I’m Ferry Ranger…. Where ‘re you from” Hmmmm permulaan yang baik. “we’re from Denmark” kata si bule. oh rupanya bule ini dari denmark.”What news” ujar Ferry lagi. Hmmm mulai ngaco nih. Maksud dia mau tanya Apa Kabar….  “ you come to jakarta up what (kamu datang ke jakarta naik apa)” dan selanjutnya makin ngaco sehingga tidak layak di tampilkan disini. Namun obrolan kami cukup hangat dengan si bule walau dicampur dengan sedikit bahasa isyarat.

Obrolan kami dikejutkan dengan sebuah suara auman. Jarak sumber suara dengan area tenda kami terdengar cukup dekat. Kami semua mendadak terdiam. Segera Bapak Yang-kami-lupa-namanya berdiri dan berkeliling sekitar area pondok dan tenda kami, potego tataheum…. Potego tataheum…. Hingga akhirnya suara auman tersebut menjauh.  Malamnya kami tidur dengan masing-masing mimpi kami yang dipenuhi dengan tokoh si macan kumbang…..

Esok harinya, setelah berpamitan dengan si bule yang ternyata berencana untuk menuju ke dalam hutan, kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami kali ini didominasi dengan perjalanan susur pantai. Perjalanan di pasir mendominasi perjalanan kami hingga kami tiba di pos Jamang. Di pos ini terdapat bangunan tingkat dua yang cukup bagus dan permanen. Selain itu pos ini juga dilengkapi dengan pelabuhan kecil untuk kapal-kapal yang membawa turis dari taman jaya. Di Jamang kami menyempatkan berhenti beberapa lama untuk makan siang. Seperti di pos besar lainnya, di pos Jamang ada penjaga pos PHPA yang menetap di pondok sebagai pengawas hutan.

Perjalanan dilanjutkan. Kali ini kami  menuju ke pos nyiur yang berjarak 3-4 km. Pos nyiur berada disisi lain dari gugusan ujung kulon (Pos jampang di sisi timur dan pos nyiur disisi barat). Sehingga perjalanan kami menuju pos nyiur adalah menembus hutan. Vegetasi yang kami temui berbeda dari  sebelumnya karena kali ini kami agak masuk jauh kedalam hutan.  Flora didominasi oleh pepohonan berdiameter besar, tinggi menjulang. Beberapa kali kami bertemu dengan ular besar yang sedang melintas. Tiba di pos nyiur, kami hanya berhenti sebentar melepas lelah, dan kemudian kami melanjutkan perjalanan. Sempat ada insisden kecil. Pada saat kami berhenti ditengah hutan, kami menyempatkan beristirahat di sebuah sungai kecil. Ada beberapa udang-udang kecil yang kami tangkap untuk menambah ransum. Disinilah Arlen sempat mendapat beberapa tusukan kecil dari lebah-lebah yang marah. Kami juga tidak begitu mengerti penyebab kemarahan lebah-lebah tersebut. Mungkin ada dendam pribadi yang belum terselesaikan…

Hari beranjak malam ketika kami tiba di pos Nyawaan. Pos ini memiliki bangunan permanan yang kurang terawat. Namun panorama alam nya luar biasa indah. Teluk berombak tenang dengan pasir putih yang menawan. Pantai menghadap ke barat menambah keindahan benaman sang mentari. Pantulan sinar keemasan berkilau terhampar disepanjang pantai. Suara deburan kecil ombak mendentam karang menambah harmoni orkestra alam. Kami semua larut dalam keindahan, bercumbu dengan panorama alam dan ekstase dalam keagungan cipta-Nya.

Malam harinya, kami tidur di pondok nyawaan tanpa tenda. Karena pondok di sini merupakan bangunan permanen dengan tembok bata sehingga sangat layak untuk tidur. Namun hanya sedikit kurang terawat. Kami hanya menggunaka kantung tidur sebagai alas kami.

Tepat tengah malam jam 24.00, kami dikejutkan dengan sebuah erangan dan mendadak Arlen melompat keluar pondok…. Rupanya reaksi racun dari sang lebah mulai beraksi dalam tubuhnya. Wah seru nih ujar saya dalam hati. Saya teringat cerita superhero spiderman yang berubah menjadi superhero karena terkena gigitan laba-laba. Siapa tahu Arlen berubah menjadi superhero baru dari Indonesia. Manusia Lebah. Tubuhnya berubah menjadi kuning belang hitam seperti lebah. Dari punggungnya muncul sayap. Dan dia bisa meluncurkan panah-panah sengat dari bagian belakang tubuhnya. Saya menunggu hal itu terjadi. Namun diluar hanya terdengar bunyi erangan dan muntahan. Saya melongok keluar pondok. Hmmm Cuma Arlen yang jongkok dan muntah-muntah sambil di gosok minyak angin sama Bapak Yang-kami-lupa-namanya…..

Parade panorama pagi tak kalah indah. Teluk tanpa ombak, Biru langit sempurna tanpa awan. Kilauan mentari pagi menembus bening lautan. Kami semua tercengang tanpa kata. Segera tanpa ragu kami membuka baju, berlari kearah lautan biru dan… byur kami semua membenamkan diri ke kilauan perak lautan dan asik masyuk dalam dekapan hangatnya air. Ikan ikan berkejaran di sekitar kami, usapan ombak membelai tubuh kami, irama arus laut memijat seluruh persendian kami, ini lebih hebat dari paket aroma terapi yang ditawarkan di SPA manapun di muka bumi. Cukup lama kami berenang dan menikmati cumbuan lautan. Hingga Bapak Yang-kami-lupa-namanya memanggil kami untuk bersiap lagi.

Bersambung ke bag-4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun