Mohon tunggu...
Difai Sdn
Difai Sdn Mohon Tunggu... Auditor - Time Traveller

Independent Party

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan ke Ujung Barat Pulau Jawa Bag. 4 Tamat

16 Juni 2013   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tujuan berikutnya adalah kami harus sampai ke ujung perjalanan kami yaitu mercusuar Ujung Kulon yang merupakan ujung paling barat dari pulau Jawa, Tanjung Layar. Jaraknya sekitar 16-18 Km. Kami berusaha meningkatkan kecepatan langkah kami. Kami melewati Citerjun. Disini ada air terjun kecil ketinggian 1 meter yang merupakan muara sungai Citerjun. Air terjun tersebut langsung berhadapan dengan bibir pantai dan muntahan airnya langsung ke laut. Eksotis sekali. Menurut Bapak Yang-kami-lupa-namanya, taman laut disini juga merupakan tujuan wisata yang bagus. Kami hanya sebentar berhenti disini karena kami harus segera meneruskan perjalanan.

Kami tiba di Cidaon yang merupakan padang pengembalaan. Kondisinya serupa dengan padang penggembalaan Cigenter hanya sedikit lebih kecil. Disini kami juga tidak berlama-lama. Kami sempat melihat beberapa banteng dan rusa sedang merumput. Diatasnya berterbangan burung-burung. Dari Cidaon, tampak jelas pulau Peucang yang merupakan pulau Tujuan wisata. Di pulau ini terdapat kawasan penginapan untuk turis.

Setelah beberapa jam perjalanan, kami tiba di Cibom yang juga merupakan padang penggembalaan. Luasnya lebih kecil lagi dari Cidaon. Biasanya kalau kita berwisata ke Pulau Peucang, kita akan mendarat di Cibom atau Cidaon untuk berwisata ke padang penggembalaan tersebut. Hari sudah beranjak malam ketika kami melewati Cibom.  Tanjung Layar hanya berjarak 2 Km dari cibom sehingga kami memutuskan untuk menuntaskan perjalanan walaupun harus melakukan perjalanan di malam hari. Menurut Bapak Yang-kami-lupa-namanya, perjalanan menuju Tanjung Layar tidak terlalu berbahaya karena bukan merupakan hutan lebat lagi.

Akhirnya kami tiba di Tanjung Layar, lokasi terujung di barat pulau Jawa. Mercusuar tampak gagah menjulang dengan sinar pandunya yang bergerak menyinari setiap penjuru lokasi. Suasana di sini terlihat hidup karena disini memang merupakan kantor departemen perhubungan. Disini tersedia sarana seperti layaknya sebuah penginapan. Ada tempat tidur empuk, ada air bersih dan ada warung…… Kami dipertemukan dengan pimpinan area. Setelah berbincang dan berbasa basi, kami dihadiahi buah sirsak yang kebetulan baru jatuh dari pohonnya. Karena terlalu lelah, masing-masing kami langsung merebahkan diri ke kasur empuk, sesuatu yang tidak dapat kami nikmati beberapa hari ini…….

Pagi harinya kami berjalan-jalan menyusuri komplek mercusuar Tanjung layar. Kami berfoto-foto disekitar batu karang. Lalu menyempatkan diri menikmati padang penggembalaan kecil yang ada didekat lokasi mercusuar. Kemudian kami menikmati selat sunda dari atas ketinggian kompleks mercusuar. Kami juga dijinkan satu persatu untuk naik keatas mercusuar dan menikmati panorama alam dari atas mercusuar.  Kami sempat berfoto-foto diatas mercusuar.

Mercusuar Tanjung Layar memiliki peran penting sebagai pemandu bagi kapal-kapal yang hendak melewati selat sunda. Mercusuar pertama diduga dibangun pada awal 1800 dan hancur sesudah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Sebagian dasarnya yang bundar sekarang dijadikan tangki air besar. Sisa-sisa tangga batu yang melingkar masih dapat dilihat di bagian bawah. Mercusuar tersebut dibangun kembali dengan menggunakan konstruksi menara besi pada tahun 1972. Berada sekitar 500 meter sebelah timur Tanjung Layar (dari mercusuar yang lama). Ketinggiannya mencapai 40 meter atau 65 meter dari permukaan laut. Lampunya dapat dilihat dari jarak 25 mil dari laut.

It’s time to go home. Setelah ngobrol sebentar dan mengucapkan terima kasih atas keramahan teman-teman di mercusuar, kami mulai melakukan perjalanan pulang. Perjalanan ini merupakan perjalanan secepat kilat. Kami hanya ingin secepatnya kembali ke rumah dan membagi cerita kepada dunia bahwa di ujung pulau Jawa, tersimpan sebuah surga dunia yang disediakan oleh Yang Maha Kuasa untuk bangsa Indonesia. Sebuah surga yang menyimpan sejuta keindahan dan menjadi tempat berlindung bagi ribuan flora dan fauna. Sebuah tanggung jawab besar untuk kita bersama melestarikan pesonanya sebagai wujud syukur kita atas anugrah Nya yang sudah diberikan kepada bangsa kita.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun