Mohon tunggu...
Difai Sdn
Difai Sdn Mohon Tunggu... Auditor - Time Traveller

Independent Party

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wanita

21 Juli 2017   15:24 Diperbarui: 21 Juli 2017   15:31 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungil dan kilau bagai pualam

Bersih dan suci bagaikan awan

Bening dan jernih mata memandang

Tangisan kencang laksana biduan

Aura kesucian memancar dari tubuh

Mempendarkan beribu kasih ke udara

Itulah detik pertama kau lahir kedunia

Cantikmu adalah Kesucian


Pipi menebal menggemaskan

Celoteh riang menggembirakan

Lincah gerakan mengundang tawa

Kilatan mata pantulan jiwa

Rengekan manja menuntut sayang

Pelukan lengan hangat menghunjam

Diusia 5 kau tebar suka cita

Cantikmu adalah Kecerian

Rambut panjang lepas terurai

Bulu mata lentik kibas melambai

Paras ayu menggetarkan udara

Suara manja menusuk lembut ditelinga

Sang pipit kini menjadi Dara

Saatnya sang kumbang berlomba hinggap dibunga

Usia 17 kau menuju dewasa

Cantikmu adalah Pesona Muda


Harum aroma memantik asa

Jiwa muda makin dewasa

Pesona cinta muda membara

Melelehkan hati bagi yang terkena

Pilihan tepat seia sekata

Untuk sang pangeran pujaan jiwa

Cantik sang permaisuri bagai permata

Bergaun putih ucapkan janji setia

Ikatan suci dihadapan Yang Esa

Cantikmu adalah Kedewasaan Jiwa


Dekap hangat makhluk nan mungil

Kecup sayang dan buliran airmata

Taruhkan nyawa demi buah hati

Perantara Tuhan, hadirkan kehidupan

Asuh sang mungil dengan cinta

Baluri ia dengan ribuan doa

Lumuri hatinya dengan jutaan asa

Kelak jadi manusia sempurna

Itulah ibu sang penebar kasih dan cinta

Cantikmu adalah Kasih Sayang tak berbatas


Baktimu pada sang pangeran

Abdimu pada sang belahan jiwa

Jaga kehormatan keluarga yang utama

Benteng utama bagi semua

Pelindung kasih dari badai gelisah

Penenang hati kala gundah gulana

Penghibur diri saat bersedih hati

Bina pemuda agar kuat raga

Bimbing pemudi menjadi mandiri

Saat 40 tahun berlalu

Cantikmu adalah Pelindung Keluarga


Senja merangkak menerpa raga

Kerut dikulit buram dimata

Bungkuk badan tatih berjalan

Mata memandang tak lagi tajam

Namun pesona wibawa arungi udara

Aura kebijakan melingkupi dunia

Senyum dan tawa menghibur duka

Beribu nasehat menuntun jiwa

Usapan tangan hapuskan segala

Usia 60 tetap memukau

Cantikmu adalah Kebijaksanaan


Wahai makhluk berkaki dua

Sadarilah sang Hawa

Cantikmu tak akan lekang oleh masa

Cantikmu tak akan pernah sirna dan purna

Cantikmu hanya berganti rupa

Cantikmu hanya berubah rasa

Karena kau seorang wanita

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun