Mohon tunggu...
Faiz Badridduja
Faiz Badridduja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyukai sejarah, sastra dan studi-studi keislaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kejujuran Umar bin Abdul Aziz

2 November 2020   16:44 Diperbarui: 2 November 2020   16:57 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz masyhur sebagai seorang pembesar yang jujur dan amanah. Pusat pemikiran, usaha, kebijakan serta perintahnya senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat, sikapnya ramah, tindakannya adil, hidup sederhana, bekerja sampai larut malam dan selalu menunaikan hak dan kewajiban.

Pada suatu malam ketika beliau sedang tekun bekerja di ruangan kantornya dalam istana, tiba-tiba salah seorang putranya masuk untuk membicarakan beberapa perkara dan hal penting yang berkaitan dengan urusan kekeluargaan.

Setelah sang putra masuk dan duduk di hadapannya, tiba-tiba Khalifah memadamkan lampu yang terletak di atas mejanya dan dipakai untuk menerangi ruangan tempat kerja itu.

Sang putra terheran-heran melihat sikap dan tindakan ayahnya kemudian bertanya ; "mengapa lampu itu dipadamkan, ayah? bukankah lebih baik kita berbicara dengan keadaan lampu yang menyala dan terang." khalifah menjawab "memang benar demikian, lebih baik kita berbicara dibawah cahaya lampu yang terang, tapi lampu yang sedang ayah pakai untuk bekerja tadi adalah milik negara, minyak yang digunakan juga dibeli dengan uang negara, sedangkan persoalan yang hendak engkau bicarakan adalah urusan keluarga.."

Tak lama kemudian khalifah memanggil pelayannya dan menyuruhnya untuk membawa lampu dari ruangan dalam, dinyalakanlah lampu tersebut dan berkata pada putranya "sekarang lampu yang baru menyala ini adalah milik kita sendiri, minyaknya pun dibeli dengan uang pribadi, silahkan kemukakan apa yang hendak engkau bicarakan dengan ayah".

Dari sini kita dapat melihat bahwa dalam hal kecil sekalipun khalifah umar dapat memelihara amanah yang dipercayakan kepadanya, tidak mencampurbaurkan antara urusan negara dengan urusan pribadi atau kepemilikan negara dengan kepemilikan peribadi, apatah lagi dalam hal besar yang lebih daripada itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun